Tidak semua bid'ah itu sesat ... .... ....
23-09-07, 23:54
Assalamu'alaikum
Sekarang banyak orang yang mengatakan semua bid'ah itu sesat dengan alasan hadits Nabi "kullu bid'atin dlolaalah, wa kullu dlolaalatin fin-naar"-setiap bid'ah itu sesat,dan setiap kesesatan itu masuk neraka.Mari kita bahas bid'ah dengan kepala dingin.Menurut saya kata bid'ah itu artinya sesuatu yang baru yang tidak ada pada pada zaman Nabi.maksud hadits itu adalah setiap bid'ah yang tak ada dasar dan anjuran dari Nabi itu sesat sedang kan bid'ah yang ada anjuran dari Nabi itu malah sunnah, contoh sekarang banyak orang sholat pakai jean, apakah ada pada zaman nabi celana jean itu.Kalau kullu bid'ah itu sesat maka haram hukumnya sholat pake celana jean.Tapi walaupun celana jean itu sesuatu yang baru yang tdk ada pd zaman Nabi tapi punya dasar anjuran menutup aurat.Bid'ah yang paling popular dibulan Romadlon adalah tarawih berjama'ah, padahal pada zaman Nabi tarawih itu dilakukan sendiri2, karena Nabi tak mau tarawih berjama'ah itu akan menyebabkan Allah memfardlukan tarawih.tetapi pada zaman kholifah Umar ra. tarawih dilakukan berjama'ah atas anjuran Kholifah Umar dan beliau mengatakan hadzihi khoiru bid'atin.ini adalah sebaik2nya bid'ah.Kalau setiap bid'ah itu sesat tidak mungkin kholifah menganjurkan tarawih berjama'ah.Ada lagi bid'ah yang orang kadang tidak tahu bahwa pengumpulan Al-QUR'AN DALAM SUATU MUSHHAF ITU BID'AH.iNI ADA KISAHNYA ada suatu rapat pada masa KHOLIFAH Abu bakar ra. Umar bin khaththob mengusulkan untuk membukukan Al-Qur'an karena banyaknya para penghafal yang mati syahid.Tapi Abu bakar malah menarik baju Umar karena marah dan mengatakan apakah kamu akan membuat bid'ah yang Nabi tidak anjurkan, karena memang tidak ada anjuran Nabi untuk membukukan Al-Qur'an, karana Nabi takut Al- qur'an akan sama nasibnya dengan kitab injil yang dibukukan, yaitu banyak penyelewengan terhadap tulisan Al-Qur'an.Memang pada masa ABU BAKAR DITUNDA PEMBUKAN aL-Qur'an itu, baru setelah masa ustman pembukuan Qur'an itu dilakukan.Dari kisah tersebut dapat diambil kesimpulan
1. pembukuan Qur'an itu bid'ah
2.Abu Bakar bersikap ihtiyat(hati-hati) dan tidak membolehkan pembukuan Qur'an karena benar benar tidak ada dasar dari Nabi
3. pembukuan Qur'an tetap dilakukan karena semakin banyak para penghafal Qur'an yang meninggal dan dihawatirkan akan hilangnya Qur'an
4. Alasan pembukuan Qur'an bukan dari anjuran Nabi tapi kerena keadaan darurat
5. jadi tidak setiap bid'ah itu sesat dan tidak setiap bid'ah itu harus ada ayat dan haditsnya,misalnya untuk kemaslahatan dan kebaikan umat seperti tarawih berjama'ah itu untuk ukhuwah islamiyah.Sekian dulu ada yang mau nambahin atau mengkritik silahkan tapi dengan kepala dingin dan hati terbuka dan untuk memahami hadtis itu diperlukan bahasa arab yangluas, ilmu balaghoh, ilmu bayan dll kalau kita tidak bisa lebih baik memahami ayat atau hadits itu harus manut pd para Ulama salaf (dulu)yang kedudukan ilmu dan keimanannya benar2 tinggi disisi Allah.Bedanya Ulama dulu sama yang sekarang adalah karena Allah nggak?, komersil nggak?, pengen dipuji orang nggak?, ingat ada ulama dunia dan ulama akhirat
Wassalam
idola_istri
24-09-07, 14:49
soal bid'ah.... aye mo ambil contoh Maulid nabi Muhammad saw, ada golongan yg bilang klo mengerjakan maulid nabi itu adalah bid'ah..
Maulid itu gunanya untuk mengenang nabi Muhammad, supaya kita tidak lupa akan nabi Muhammad.
sepertinya ada golongan2 tertentu yg memutuskan sesuatu dengan pemikirannya saja.
maap klo ada yang salah, mohon di beri penerangan :)
:thanks:
kekek
04-10-07, 06:24
Tambahan:
Bid'ah yang paling popular dibulan Romadlon adalah tarawih berjama'ah, padahal pada zaman Nabi tarawih itu dilakukan sendiri2, karena Nabi tak mau tarawih berjama'ah itu akan menyebabkan Allah memfardlukan tarawih.tetapi pada zaman kholifah Umar ra. tarawih dilakukan berjama'ah atas anjuran Kholifah Umar dan beliau mengatakan hadzihi khoiru bid'atin.ini adalah sebaik2nya bid'ah.Kalau setiap bid'ah itu sesat tidak mungkin kholifah menganjurkan tarawih berjama'ah.
Shalat Tarawih, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat secara berjama’ah bersama para sahabat beberapa malam, lalu pada akhirnya tidak bersama mereka (sahabat) khawatir kalau dijadikan sebagai satu kewajiban dan para sahabat terus sahalat Tarawih secara berkelompok-kelompok di masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup juga setelah wafat beliau sampai sahabat Umar Radhiyallahu ‘anhu menjadikan mereka satu jama’ah di belakang satu imam. Sebagaimana mereka dahulu di belakang (shalat) seorang dan hal ini bukan merupakan bid’ah dalam Ad-Dien.
Ada lagi bid'ah yang orang kadang tidak tahu bahwa pengumpulan Al-QUR'AN DALAM SUATU MUSHHAF ITU BID'AH.iNI ADA KISAHNYA ada suatu rapat pada masa KHOLIFAH Abu bakar ra. Umar bin khaththob mengusulkan untuk membukukan Al-Qur'an karena banyaknya para penghafal yang mati syahid.Tapi Abu bakar malah menarik baju Umar karena marah dan mengatakan apakah kamu akan membuat bid'ah yang Nabi tidak anjurkan, karena memang tidak ada anjuran Nabi untuk membukukan Al-Qur'an, karana Nabi takut Al- qur'an akan sama nasibnya dengan kitab injil yang dibukukan, yaitu banyak penyelewengan terhadap tulisan Al-Qur'an.Memang pada masa ABU BAKAR DITUNDA PEMBUKAN aL-Qur'an itu, baru setelah masa ustman pembukuan Qur'an itu dilakukan.Dari kisah tersebut dapat diambil kesimpulan
1. pembukuan Qur'an itu bid'ah
2.Abu Bakar bersikap ihtiyat(hati-hati) dan tidak membolehkan pembukuan Qur'an karena benar benar tidak ada dasar dari Nabi
3. pembukuan Qur'an tetap dilakukan karena semakin banyak para penghafal Qur'an yang meninggal dan dihawatirkan akan hilangnya Qur'an
4. Alasan pembukuan Qur'an bukan dari anjuran Nabi tapi kerena keadaan darurat
Dan mereka itu tidak mempunyai dalil atas apa yang mereka katakan bahwa bid’ah itu ada yang baik, kecuali perkataan sahabat Umar Radhiyallahu ‘anhu pada shalat Tarawih : “Sebaik-baik bid’ah adalah ini”, juga mereka berkata : “Sesungguhnya telah ada hal-hal baru (pada Islam ini)”, yang tidak diingkari oleh ulama salaf, seperti mengumpulkan Al-Qur’an menjadi satu kitab, juga penulisan hadits dan penyusunannya”.
Adapun jawaban terhadap mereka adalah : bahwa sesungguhnya masalah-masalah ini ada rujukannya dalam syari’at, jadi bukan diada-adakan. Dan ucapan Umar Radhiyallahu ‘anhu : “Sebaik-baik bid’ah adalah ini”, maksudnya adalah bid’ah menurut bahasa dan bukan bid’ah menurut syariat. Apa saja yang ada dalilnya dalam syariat sebagai rujukannya jika dikatakan “itu bid’ah” maksudnya adalah bid’ah menurut arti bahasa bukan menurut syari’at, karena bid’ah menurut syariat itu tidak ada dasarnya dalam syariat sebagai rujukannya.
Dan pengumpulan Al-Qur’an dalam satu kitab, ada rujukannya dalam syariat karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan penulisan Al-Qur’an, tapi penulisannya masih terpisah-pisah, maka dikumpulkan oleh para sahabat Radhiyallahu anhum pada satu mushaf (menjadi satu mushaf) untuk menjaga keutuhannya.
sumber : http://www.cyberforums.us/forum/archive/index.php?t-6329.html
0 komentar:
Posting Komentar