Seringkali
dalam perdebatan muncul syubhat tentang Al Quran, kenapa kadang kadang memakai
kata Aku (tunggal) dan kadang kadang memakai kata Kami (jamak), hal ini selalu
digunakan oleh kaum nashrani dan kaum kufar lainnya untuk menyerang dan
menyebarkan syubhat (kerancuan), serta keraguan atas kebenaran Kitabullah pada
kaum muslimin, lalu….sebenarnya bagaimanakah jawaban atas syubhat tersebut ??
berikut adalah jawaban dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullahu
ta’ala- :
………………..
salah satu sebab turunnya ayat tersebut adalah perdebatan orang-orang nashrani
mengenai yang
kabur bagi mereka. Seperti FirmanNya أنا (Ana
= Aku) dan نحن
(Nahnu
= Kami).
Para Ulama
mengetahui bahwa makna نحن (Nahnu
= Kami) disini adalah salah satu yang diagungkan dan memiliki
pembantu-pembantu. Dia tidak memaksudkannya dengan makna tiga illah. Takwil
kata ini yang merupakan penafsiran yang sebenarnya, hanya diketahui oleh
orang-orang yang mantap keilmuannya, yang bisa membedakan antara siapa yang
dimaksud dalam kata
إِيَّا (iyya
= hanya kepada) dan siapa yang dimaksud dengan kata إِنَّ
(inna
= sesungguhnya kami ), karena ikut sertanya para malaikat dalam tugas yang
mereka diutus untuk menyampaikannya, sebab mereka adalah para utusanNya.
Adapun
berkenaan dengan satu-satunya illah yang berhak di ibadahi, maka berlaku
bagi-Nya saja.
Karena itu
Allahu ta’ala tidak pernah berfirman فإىّن فعبد (
faiyyana fa’budu = hanya kepada kami, maka beribadahlah).
Setiap kali
memerintahkan ibadah, takwa, takut dan tawakal, Dia menyebut diri Nya sendiri
dengan nama khususNya. Adapun bila menyebut perbuatan perbuatan yang dia mengutus
para malaikat untuk melakukannya maka Dia berfirman :
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ
فَتْحًا مُبِينًا
sesungguhnya
Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata (Al
Fath : 1)
dan…
فَإِذَا قَرَأْنَاهُ
فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ
Apabila Kami
telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaanya itu (Al
Qiyamah : 18)
dan ayat ayat
semisalnya
Ini, meskipun
hakekat makna yang dikandungnya yaitu para malaikat, sifat-sifat mereka dan
cara cara Rabb mengutus mereka tidak diketahui kecuali oleh Allah ta’ala
sebagaimana telah dijelaskan ditempat lain………….
Wallahu
‘alam
Bahan
bacaan :
Al
Furqon Baina ‘l Haq wa ‘l Bathil, Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah , penerbit Dar Ihyai’t Turotsi ‘l Arabi
Sumber
: http://adiabdullah.wordpress.com/2008/12/02/kata-aku-dan-kami-dalam-al-quran/
0 komentar:
Posting Komentar