BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Kemiskinan merupakan
problematika kemanusiaan yang telah mendunia dan hingga kini masih menjadi isu
sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan
adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh Negara-negara
berkembang melainkan negara maju sepeti inggris dan Amerika Serikat. Negara
inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan
revolusi industri di Eropa.
Pada kesempatan ini penyusun mencoba memaparkan
secara global kemiskinan Negara-negara di dunia ketiga, yaitu Negara-negara
berkembang yang nota-benenya ada di belahan benua Asia. Kemudian juga pemaparan
secara spesifik mengenai kemiskinan di Negara Indonesia. Adapun yang
dimaksudkan dengan Negara berkembang adalah Negara yang memiliki standar
pendapatan rendah dengan infrastruktur yang relatif terbelakang dan minimnya
indeks perkembangan manusia dengan norma secara global. Dalam hal ini
kemiskinan tersebut meliputi sebagian Negara-negara Timur-Tengah, Asia selatan,
Asia tenggara dan Negara-negara pinggiran benua Asia.
Penanggulanan kemiskinan disetiap negara
berbeda-beda, terobosan-terobosan bahkan program-program baik regulasi atau
kebijakan yang dikeluarkan sangat beragam demi menanggulangi kemiskinan dalam
suatu negara. Kemiskinan itu adalah merupakan suatu keadaan dimana
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti pakaian, makanan, tempat
tinggal, pendidikan dan kesehatan. Setiap kemiskinan yang terjadi pasti
disebabkan beberapa faktor-faktor tertentu diataranya adalah :
Tingkat pendidikan yang rendah
Produktifitas tenaga kerja yang rendah
Tingkat upah yang rendah
Distribusi pendapatan yang timpang
Kesempatan kerja yang kurang
Kualitas SDM yang masih rendah
Perlu kita ketahui bersama bahwa kemiskinan itu
belum dapat dihilangkan seutuhnya, lebih tepatnya adalah mengurangi kemiskinan.
Berikut upaya-upaya yang pemerintah lakukan untuk mengurangi kemiskinan :
Diadakan pelatihan/kursus agar warga masyarakat
punya keterampilan dan bisa memanfaatkan keterampilannya tersebut untuk mandiri
dalam mencari nafkah.
Diadakan pendidikan yang benar-benar bebas
pendidikan dengan kualitas yang baik agar semua warga bisa mengenyam pendidikan
yang berkualitas namun bebas biaya dan mengurangi jumlah warga yang
berpendidikan rendah. Ini salah satunya dengan program pemerintah melalui
kemendikbud, dirjen paudni dan pnfi, subdit pendidikan kesetaraan yaitu program
pendidikan kesetaraan dari Paket A setara SD/MI, Paket B setara SMP/MTs dan
Paket C setara SLTA/SMK/MA yang menganulir bagi warga masyarakat yang putus
sekolah atau drop out atau keterbatasan ekonomi dalam hal pembiayaan pendidikan
sekolah.
Memfasilitasi Usaha Kecil Menengah (UKM). Agar
warga yang memiliki UKM dapat meningkatkan pendapatan melalui fasilitas yang
memadai serta bisa merekrut warga lain untuk dipekerjakan. Dengan begitu pengangguran
diharapkan dapat bisa berkurang.
Infrastruktur di daerah-daerah di perbaiki agar
akses ke tempat lain dapat lebih mudah dijangkau dan juga murah. Dengan begitu
warga miskin diharapkan bisa mencari pekerjaan ke daerah-daerah lain dengan
mudah dan merata.
Upaya-upaya pemerintah terus dilakukan, terkait
upaya-upaya tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa upaya-upaya tersebut
sudah dianulir melalui kebijakan-kebijakan pemerintah berbentuk
program-program. Diantaranya dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan
kementerian Sosial Republik Indonesia.
Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia
melalui program pendidikan kesetaraan untuk menanggapi kendala masyarakat yang
tidak mampu melanjutkan pendidikan dasar, menengah dan atas di formal
disebabkan tidak mampu dalam hal pembiayaan, maka pemerintah melalui dirjen
PAUDNI dan Dikmas mereka dapat melanjutkan pendidikan kesetaraan Paket A setara
SD/MI, Paket B setara SMP/MTs dan Paket C setara SLTA/SMK/MA. Ini merupakan
solusi yang diberikan kepada masyarakat dari pemerintah untuk mengurangi
tingkat pendidikan atau sumber daya manusia(SDM) yang rendah.
Atas dasar tersebut diatas PKBM Cordova selaku
mitra pemerintah dan masyarakat telah melaksanakan program pendidikan
kesetaraan dengan dibekali keterampilan-keterampilan sesuai dengan petunjuk
teknis dan pelaksanaannya, walhasil dilapangan masyarakat sangat merespon
program tersebut dengan antusias.
Dan juga melalui Kementerian Sosial Republik
Indonesia, melalui Program Penanganan
Fakir Miskin Kelompok Usaha Bersama (P2FM-KUBE). Sasaran P2FM melalui KUBE
adalah keluarga miskin kluster pertama (kriteria Kementerian Sosial Republik
Indonesia) yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan di
Indonesia. PKBM Cordova melalui KUBE KESAKI sebagai mitra sekaligus binaan
dimana dalam keanggotan KUBE KESAKI tersebut adalah di dalamnya ter-include
warga belajar pendidikan kesetaraan Paket C setara SLTA yang ada di PKBM
Cordova.
Apa yang dilakukan lembaga PKBM Cordova tidak lain
dan tidak bukan adalah demi mendukung program-program pemerintah serta
melaksanakan upaya-upaya pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan yang ada di
Indonesia, khususnya yang ada di Desa Negeri Jemanten dan Desa Sukaraja Tiga
Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur Propinsi Lampung. Lembaga PKBM
Cordova kebetulan letak keberadaannya berada di Desa Negeri Jemanten yang
letaknya diperbatasan antara dua desa yaitu Desa Negeri Jemanten dan Desa
Sukaraja Tiga Kecamatan Marga Tiga.
Pendidikan Kesetaraan Paket A setara SD/MI, Paket B
setara SMP/MTs dan Paket C setara SLTA/SMK/MA serta Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) merupakan pemberdayaan masyarakat terkait dengan pemberian akses bagi
masyarakat dalam memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan
kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Oleh sebab itu pemberdayaan masyarakat
amat penting untuk mengatasi ketidakmampuan masyarakat yang disebabkan oleh
keterbatasan akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, adanya sebagian
masyarakat, dan adanya keengganan untuk membagi wewenang dan sumber daya yang
berada pada pemerintah kepada masyarakat.
Potensi masyarakat untuk mengembangkan kelembagaan
keswadayaan ternyata telah meningkat akibat kemajuan sosial ekonomi masyarakat.
Karena Pendidikan kesetaraan Paket A setara SD/MI, Paket B setara SMP/MTs dan
Paket C setara SLTA/SMK/MA serta KUBE
juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial para kelompok masyarakat
miskin, yang meliputi; terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari, meningkatnya
pendapatan keluarga, meningkatnya pendidikan dan meningkatnya derajat
kesehatan.
Usaha peternakan di Desa Sukaraja Tiga Kecamatan Marga
Tiga Kabupaten Lampung Timur sesungguhnya telah lama berlangsung, meski
bersifat individual dan beraneka ragam jenis ternak yang dikelolanya
diantaranya kelinci, ayam, kambing, sapi dan kerbau. Hal ini bisa dimaklumi
karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Sukaraja Tiga Kecamatan Marga
Tiga Kabupaten Lampung Timur adalah petani dan buruh. Disisi lain, areal sawah,
ladang dan tegalan yang menjadi sumber tanaman pangan bagi ternak juga sangat
potensial.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi,
usaha pertanian dan peternakan yang dahulu mampu menjadi penopang makmurnya
kehidupan masyarakat justru semakin berkurang, padahal keinginan untuk beternak
masih banyak di kalangan masyarakat Desa Sukaraja Tiga Kecamatan Marga Tiga
Kabupaten Lampung Timur. Maka dari itu PKBM Cordova menganalisa dan
menyimpulkan bahwa keinginan masyarakat untuk menekuni peternakan tumbuh
kembali mengingat faktor makin sulitnya lapangan pekerjaan saat ini dan sadar
betul apabila ada kebutuhan hidup yang memerlukan biaya cukup besar seperti pendidikan
dan kesehatan. Maka dari itu melalui binaan Kube Kesaki ternak kambing dan
pengolahan limbah ternak tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Usaha peternakan, menurut Dr. Rusfidra, S. Pt adalah
rahasia ekonomi para nabi, mereka bekerja dengan cerdas menggembala
kambing karena multiplier effect yang luar biasa. renungkan
sebuah pepatah bahasa Arab yang berbunyi : "Negara yang kaya dengan ternak
tidak akan pemah miskin, dan negara yang miskin dengan ternak tidak akan pernah
kaya." (Campbell dan Lasley, 1985).
Jika diamati lebih dalam, sungguh erat hubungan
hewan ternak dengan kehidupan manusia, bahkan Dr. Rusfidra, S. Pt yang pernah
menulis tentang hubungan Agama Islam dengan peternakan menyebutkan bahwa ilmu
peternakan merupakan ilmu terapan yang disebut secara eksplisit di dalam Al
Quran. Bahkan beberapa nama hewan ternak dijadikan sebagai nama surat di dalam
Al Quran, misalnya sapi betina (Al Baqarah), hewan ternak (Al An'am), dan
ternak lebah (An Nahl). Banyak ayat Al Quran yang secara eksplisit menyebut
nama-nama hewan ternak, misalnya ternak sapi (QS. 2: 67-71, 73; QS Yusuf: 43),
unta (QS. Al An'am:144; Al Hajj: 27, 37; QS. Al Ghasiyah:17), domba (QS. Al
An'am:143, 146; QS. An Nahl: 80), kambing (QS. Al An'am: 143, An Nahl: 78, Shad:
23-24), unggas (QS. 2: 260; 3: 49; 5: 110; 6: 38; 16: 79; 23: 41; 27: 16; 67:
19), kuda (QS. 3: 14; 8: 60; 16: 8; 38: 31; 100: 1) dan lebah (QS. 16: 68-69).
Bahkan ternak telah lama akrab dalam kehidupan kaum Muslimin, baik dalam
pelaksanaan ibadah (zakat, kurban) maupun manfaatnya yang multi guna dalam
kehidupan.
Prof. I.K. Han, Guru Besar Ilmu Produksi Ternak
Universitas Nasional Seoul, Korea Selatan (1999) menyebutkan pentingnya ternak
dalam peningkatan kualitas hidup manusia. Ternak juga
bermanfaat dalam kegiatan keagamaan: misalnya dalam melaksanakan ibadah qurban,
dibutuhkan ternak sapi, domba ataupun kambing. Pada zaman dahulu jumlah
pemilikan ternak juga merupakan indikasi strata sosial seseorang. Betapa tidak,
produk utama ternak (susu, daging dan telur) merupakan bahan pangan hewani
bergizi tinggi yang dibutuhkan manusia. Hewan ternak juga berperan sebagai
sumber pendapatan, sebagai tabungan hidup, tenaga kerja pengolah lahan, alat
transportasi, penghasil biogas, penghasil pupuk kandang dan sebagai hewan
kesayangan (Tangka et al. 2000).
Masalah hewan ternak dijabarkan secara gamblang
dalam salah satu ayat, Allah SWT memperingatkan manusia akan pentingnya hewan
ternak bagi kehidupan manusia dalam Surat Al-Mu’minuun [23]: 21 yang berbunyi:
Dan sungguh pada hewan-hewan ternak terdapat suatu pelajaran bagimu. Kami
memberi minum kamu dari (air susu) yang ada dalam perutnya, dan padanya juga
terdapat banyak manfaat untukmu, dan sebagian darinya kamu makan. Beberapa
manfaat dari hewan ternak adalah susunya dapat diminum, dagingnya dapat
disantap, kulitnya dapat dipakai sebagai bahan membuat sepatu, dan manfaat
lainnya, bahkan kotorannya sekalipun dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Maka
dari itu, sebagai umat Islam, sepatutnya kita mensyukuri nikmat Allah SWT yang
sungguh besar manfaatnya bagi kehidupan umat manusia ini.
Negara Indonesia adalah Negara yang mayoritas
penduduknya beragama Islam, sebenarnya Zamrud Khatulistiwa ini kaya dengan
populasi ternak, namun perhatian pemerintah masih rendah terhadap sektor ini.
Barangkali itulah salah satu penyebab negara ini sulit bangkit dari krisis
ekonomi. Maka, sebagai genarasi, jangan hanya diam berpangku tangan
menunggu hujan, sedangkan hujan tidak akan pernah menurunkan emas dan perak
dari langit. Saatnya berusaha, namun jangan lupa, sebelum membuat sebuah usaha,
harus tahu ilmunya terlebih dahulu. Karena berusaha tanpa ilmu hanyalah
mengundang kegagalan.
Permasalahan mendasar yang dihadapi peternak adalah
mereka tidak memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan peternakan sehingga
peternak hanya memiliki 1-2 ekor saja. Saat ini peternakan kambing yang sudah
berjalan adalah sekitar 10 ekor kambing yang dikelola 2 peternak. Dari kegiatan
peternakan tersebut tentunya juga menghasilkan kotoran yang akan menyebabkan
masalah lain apabila tidak dikelola dengan baik. Selama ini, kotoran atau
limbah ternak kambing hanya dijadikan pupuk tanpa pengolahan terlebih dahulu
dan sebagian lagi dibuang sehingga menimbulkan bau dan mencemari saluran air
terutama ketika musim hujan tiba. Sebenarnya kotoran ternak terutama kambing
berpotensi untuk diolah menjadi biogas. Biogas tersebut dapat dijadikan energi
alternatif bagi masyarakat yang ramah lingkungan dan pemanfaatan biogas juga
akan dihasilkan pupuk organik cair yang berkualitas. Namun demikian, para
peternak belum memiliki pengetahuan yang
cukup mengenai cara memanfaatkan kotoran kambing untuk biogas dan pupuk
organik.
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh bakteri
metanogenik anaerobic (bakteri penghasil gas metan yang hanya dapat hidup dalam
kondisi bebas oksigen) dari proses perombakan bahan–bahan organik seperti
limbah kotoran sapi, babi, bahkan manusia. Secara alami, biogas banyak terdapat
di sawah atau rawa. Biogas terutama tersusun dari gas metan (55-75%) dan
karbondioksida (25-45%). Karena sifat gas metan yang mudah terbakar, maka biogas
dapat dipakai sebagai sumber energy alternatif bagi masyarakat (Prataya, 2010).
Penelitian aplikatif terbaru yang dilakukan oleh
German Agency for Technical Cooperation membuktikan bahwa biogas dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar kompor gas dan lampu gas. Apabila dikonversi dengan bahan
bakar fosil, maka 1 m3 biogas setara dengan: 0,62 L minyak tanah; 0,5 L minyak
diesel; 0,8 L bensin; 1,4 kg batubara; 0,48 kg bahan bakar gas LPG; 5,5 kg kayu
bakar dan 1,64 kg arang (Kosmann, 1997). Biogas tersebut dihasilkan dari
berbagai limbah organic seperti sampah biomassa, kotoran ternak, dan kotoran
manusia, melalui proses digestion.
Selain dapat dijadikan sebagai energi alternatif
bagi masyarakat pemanfaatan biogas dari kotoran ternak tersebut adalah sebagai
berikut:
Pola pemeliharaan ternak/budi daya ternak menjadi
lebih baik,
Mengurangi polusi udara akibat bau kotoran/limbah
ternak,
Mendukung kelestarian usaha peternakan,
Meningkatkan penyediaan pupuk organik asal ternak,
sehingga ketergantungan terhadap pupuk kimia berkurang,
Mengurangi ketergantungan pada minyak tanah,
Mengurangi beban keuangan negara terhadap subsidi
bahan bakar minyak tanah dan pupuk, serta upaya penghematan listrik di
pedesaan.
Pencanangan Program Go Organik 2010 oleh Departemen
Pertanian sudah
dilakukan sejak tahun 2001 dengan visi mewujudkan
Indonesia sebagai salah satu
produsen pangan organik terbesar di dunia. Pensuksesan
program tersebut memerlukan keterpaduan peran dan tanggungjawab seluruh
stakeholder terkait
(IRRI, 2006)
Salah satu bahan yang dapat dijadikan pupuk organik
adalah kotoran ternak, termasuk kotoran kambing. Kotoran kambing mengandung
berbagai unsur hara yang dibutuhkan berbagai tanaman termasuk pertanian.
Sebagaimana diketahui bahwa unsur hara penting yang dibutuhkan tanaman adalah
unsur N, P dan K. Kandungan unsur tersebut dalam kotoran ternak kambing adalah
N = 50,6 kg/t, P = 6,7 kg/t, dan K = 39,7 kg/t (Sudomo, 2007). Disamping
menghasilkan unsur hara tersebut, pupuk kandang juga menghasilkan sejumlah
unsur hara mikro, seperti Fe, Zn, Bo, Mn, Cu, dan Mo.
Kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan
teknologi, serta organisasi ternak yang masih lemah. Kajian keadaan pedesaan
secara partisipatif adalah salah satu tahap dalam upaya meningkatkan
kemandirian, hasil peranakan dan kesejahteraan masyarakat dalam hidupnya.
Kajian keadaan pedesaan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan percaya diri
masyarakat dalam mengidentifikasi serta menganalisa situasi, potensi dan
masalahnya sendiri.
Dalam kajian keadaan pedesaan secara partisipatif
melalui Pemberdayaan Masyarakat, masyarakat dapat memanfaatkan informasi dan
hasil kajian yang dilakukan bersama oleh masyarakat bersama tim fasilitator,
untuk mengembangkan rencana kerja masyarakat peternak agar lebih maju dan
mandiri.
Dari uraian latar belakang masalah di atas, perlu
adanya bimbingan dan pendampingan kepada masyarakat dalam pengelolaan ternak
kambing serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pemanfaatan kotoran
ternak. Seperti pembinaan kepada kelompok
usaha mandiri (KUBE) Kesaki di Desa Sukaraja Tiga kecamatan Marga Tiga yang terdiri
dari Warga Belajar Paket C setara SLTA PKBM Cordova dan masyarakat sekitar yang
tergabung dalam Program kemitraan ternak kambing dan pengolahan Limbah kotoran
ternak kambing menjadi bio gas
Kemitran yang dilakukan oleh PKBM Cordova dengan Kube
Kesaki di Desa Sukaraja Tiga adalah untuk memberdayakan masyarakat Peternak
Kambing dengan harapan, melalui program kemitraan antara PKBM Cordova dengan Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) Kesaki ini, masyarakat peternak dapat lebih berdaya dan
dalam segi hasil peranakan dan dalam pengolahan limbah itu sendiri sehingga
masyarakat mendapatkan keuntungan berupa finansial dan kesejahteraan hidupnya
dapat meningkat.
B. PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis
mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
Bahwa Kelompok Usaha Bersama (Kube) Kesaki peternak
kambing di Desa Sukaraja Tiga masih mengalami kendala berupa permodalan serta
informasi terkait cara berternak kambing?
Munculnya permasalahan baru di lingkungan
masyarakat Desa sukaraja tiga, terkait limbah dari kotoran ternak kambing yang
dikelola oleh KUBE Kesaki, sehingga perlu adanya bimbingan dan pendampingan
dalam pengelolaan ternak kambing serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi pemanfaatan kotoran ternak ?
Bagaimana keberhasilan pemberdayaan masyarakat
peternak kambing di Desa Sukaraja Tiga dalam upaya meningkatkan hasil ternak
melalui Program kemitraan ternak kambing dan pengolahan Limbah kotoran ternak
kambing menjadi bio gas ?
C. TUJUAN
Penulisan Karya Nyata ini bertujuan untuk :
Memberikan diskripsi serta solusi dalam pelaksanaan
Program kemitraan ternak kambing dan
pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi bio gas pada Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) kesaki di Desa sukaraja tiga.
Memberikan kemudahan, motivasi dan informasi
teknologi terkait pelaksanaan beternak dan pengolahan limbah ternak kambing kepada
kelompok usaha bersama (KUBE) Kesaki dalam bentuk penyuluhan, permodalan,
pengadaan bibit, penjualan hasil ternak serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi pemanfaatan kotoran ternak.
Hasil dari karya ini dapat dijadikan sebagai pilot
project untuk menuju pengelolaan lembaga PKBM Cordova berbasis peternakan
D. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH
Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
(Teoritis)
Program Kemitraan
Program menurut para ahli diantaranya diartikan
sebagai cara yang disahkan untuk mencapai tujuan dimana melalui hal tersebut
bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan
demi tercapainya kegiatan pelaksanaan karena dalam
program tersebut telah dimuat berbagai aspek yang harus
dijalankan atau dilaksanakan agar tujuan program itu sendiri dapat tercapai
(Jones : 1994).
Kemitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai
sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk
bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip
dan peran masing-masing, dengan demikian untuk membangun kemitraan harus
memenuhi beberapa persyaratan yaitu persamaan perhatian, saling percaya dan
saling menghormati, harus saling menyadari pentingnya kemitraan, harus ada
kesepakatan misi, visi, tujuan dan nilai yang sama, harus berpijak padalandasan
yang sama, kesediaan untuk berkorban.
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan
istilah gotong royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara
individual maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo
(2003), kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara
individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai
suatu tugas atau tujuan tertentu.
Adapun unsur-unsur kemitraan yaitu:
Adanya hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau
lebih.
Adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut
(equality).
Adanya keterbukaan atau trust relationship antara
pihak-pihak tersebut (transparancy).
Adanya hubungan timbal balik yang saling
menguntungkan atau memberi manfaat (mutual benefit).
Program kemitraan ternak kambing ini sudah
dilaksanakan sejak Hari Jum’at tanggal 09 januari 2015, dalam bentuk pinjaman
modal Rp. 790.000,- atau berupa 1ekor kambing betina/doro. Dari pelaksanaan
program kemitraan ini walau masih satu tahun sudah menunjukan perkembangan
untuk Pkbm Cordova maupun untuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki di Desa Sukaraja
Tiga Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur yang bergabung dalam program
kemitraan ini. yaitu KUBE Kesaki sudah mampu mengembalikan modal pinjaman pada
hari Senin tanggal 21 September 2015 dari hasil penjualan kambing betina/babon
seharga Rp. 1.650.000 (Modal Rp.790.000. bagi hasil Rp. 860.000 : 2 = Rp. 430.000,-
dalam tempo 8bulan) dan saat ini kemitraan ternak kambing ini masih berjalan
berkelanjutan dari hasil peranakan kambing betina/babon yang sudah laku di jual
telah memiliki 2ekor anak kambing jantan dan betina.
Kelompok usaha bersama (KUBE) Kesaki adalah
merupakan wadah kegiatan usaha bersama, yang mana dalam kepengurusannya terdiri
dari warga belajar Paket C setara SLTA dan masyarakat sekitar. Dengan harapan
baik warga belajar paket C setara SLTA PKBM Cordova atau masyarakat itu sendiri
dapat memperoleh penghasilan dalam beternak kambing dan selain itu juga dalam
hal limbah ternak kambing tersebut dapat dijadikan sebagai energi alternatif
bagi masyarakat.
Pemanfaatan biogas dari kotoran ternak tersebut
adalah sebagai berikut:
Pola pemeliharaan ternak/budi daya ternak menjadi
lebih baik,
Mengurangi polusi udara akibat bau kotoran/limbah
ternak,
Mendukung kelestarian usaha peternakan,
Meningkatkan penyediaan pupuk organik asal ternak,
sehingga ketergantungan terhadap pupuk kimia berkurang,
Mengurangi ketergantungan pada minyak tanah,
Mengurangi beban keuangan negara terhadap subsidi
bahan bakar minyak tanah dan pupuk, serta upaya penghematan listrik di
pedesaan.
Seperti
yang telah dijelaskan pada bab diatas, bahwa program kemitraan tersebut telah
disepakati dan dituangkan dalam bentuk kesepakatan bersama program kemitraan
pada Hari Jum’at tanggal 09 januari 2015, diantaranya :
Program jangka pendek
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki wajib
mengembalikan pinjaman modal sesui dengan kontrak perjanjian sebesar RP.
790.000 Atau seharga 1 ekor kambing betina Peranakan Etawah (PE) muda/doro.
Program jangka Panjang
Pengelolaan sistem bagi hasil dari pinjaman modal
awal dari PKBM Cordova dan Pengolahan Limbah ternak kambing menjadi Biogas
Pendampingan
Pendampingan dari awal pemberian Modal RP. 790.000
untuk pembelian 1 ekor kambing betina Peranakan
Etawah (PE) muda hingga pengolahan limbah ternak kambing menjadi biogas
dilaksanakan secara bersama-sama antara PKBM Cordova dan Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) Kesaki.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
PKBM adalah Lembaga pendidikan non formal dan
informal yang memiliki kewajiban yang sama untuk ikut serta mencerdaskan bangsa (secara
implicit tertuang dalam UU No. 20 tahun 2013 tentang sistem pendidikan
nasional). Namun demikian, secara
kontekstual belum memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh bantuan dana
secara regular dari pemerintah seperti misalnya bantuan operasional kegiatan
(BOK) dan bantuan sejenisnya sebagimana
halnya lembaga pendidikan formal. Adanya bantuan dana dari pemerintah di
lingkungan pendidikan non formal dan informal saat ini perolehannya masih
diupayakan bersifat kompetitif, seperti misalnya dana blockgrant untuk kegiatan
yang bersifat temporal.
Keberadaan PKBM haruslah sepenuhnya demi kemajuan
kehidupan masyarakat dimana PKBM tersebut berada. Itu berarti juga bahwa
pemilihan program-program yang diselenggarakan di PKBM harus benar-benar sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat. Hal ini tentunya juga tidak berarti
menutup kemungkinan anggota masyarakat diluar masyarakat tersebut untuk dapat
turut serta mengikuti berbagai program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM.
Kemungkinan tersebut dapat saja diwujudkan sepanjang tidak menghambat pemberian
manfaat bagi masyarakatnya. Prioritas dan fokus pemberdayaan tentunya haruslah
tetap tertuju kepada masyarakat sasaran PKBM itu sendiri. Masyarakat bertindak
sekaligus sebagai subyek dan obyek dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan
oleh PKBM.
Tujuan keberadaan PKBM di suatu komunitas adalah
terwujudnya peningkatan kualitas hidup komunitas tersebut dalam arti luas.
Pemahaman tentang mutu hidup suatu komunitas sangat ditentukan oleh nilai-nilai
yang hidup dan diyakini oleh komunitas tersebut. Nilai-nilai yang diyakini oleh
suatu komunitas akan berbeda dari suatu komunitas ke komunitas yang lain.
Dengan demikian rumusan tujuan setiap PKBM tentunya menjadi unik untuk setiap PKBM.
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki
Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) Kesaki adalah Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) Kesaki yang di dirikan pada tanggal 1 Januari 2015 di
Dusun 10 Desa Sukaraja Tiga. Di dalam organisasi Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Kesaki mencakup petani, peternak dan lainsebagainya. Namun dalam kemitraan PKBM
CORDOVA dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki pada awal ini masih
mengkhususkan peternak kambing serta pengolahan Limbah kotoran ternak kambing
menjadi bio gas saja.
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan
di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk
memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri (wikipedia-indonesia).
Pemberdayaan merupakan penciptaan suasana atau
iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling) (Ambar T.
Sulistyani, 2004:79)
Priyono (1996) memberikan makna pemberdayaan
masyarakat sebagai upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab
menjadi semakin efektif secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, negara, regional, internasional maupun dalam bidang politik,
ekonomi, psikologi dan lain-lain. Memberdayakan masyarakat mengandung makna
mengembangkan, memandirikan, menswadayakan dan memperkuat posisi tawar-menawar
masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan penekan di segala bidang dan sektor
kehidupan.
Menurut definisinya, oleh Mas’oed (1990),
pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk memberikan daya (empowerment) atau
kekuatan (strengthening) kepada masya-rakat. Sehubungan dengan pengertian ini,
Sumodiningrat (1997) mengartikan keberdayaan masyarakat sebagai kemampuan
individu yang bersenyawa dengan masyarakat dalam membangun keberdayaan
masyarakat yang bersangkutan.
Masyarakat dengan keberdayaan yang tinggi, adalah
masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental, terdidik dan
kuat, dan memiliki nilai-nilai intrinsik yang juga menjadi sumber keberdayaan,
seperti sifat-sifat kekeluargaan, kegotong-royongan, dan (khusus bagi bangsa
Indonesia) adalah keragaman atau kebhinekaan.
Diskripsi Strategi Pemecahan Masalah
Media Promosi Kemitraan
Dalam menerapkan berbagai kegiatan promosi Program
kemitraan ternak kambing serta
pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi bio gas Antara pkbm cordova
dengan kube kesaki Desa sukaraja tiga, pengelola harus mempertimbangkan
beberapa hal antara lain :
Sasaran pengguna yang hendak dicapai
Respon pengguna yang diharapkan
Informasi yang hendak disampaikan
Media promosi yang paling tepat digunakan untuk
mencapai pengguna
Sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
strategi kemitraan yang telah ditentukan.
Menurut Sameto, Hundoro (2004) jenis media promosi
dalam kegiatan promosi adalah
a. penerbitan berkala dapat berupa
majalah, brosur, dan leaflet yang dibagikan secara berkala dan rutin
kepada konsumen yang terpilih,
b. poster, stiker dan flayer adalah
promosi berupa lembaran yang tercetak sangat unik dan indah dalam kegiatan
promosi,
c. kalender dinding juga sering
digunakan sebagai media promosi perusahaan, biasanya keperluan perusahaan akan
kalender dinding untuk dibagikan kepada karyawan atau customer,
d. bookmark atau pembatas buku
adalah alat pemasaran yang paling umum dan berguna untuk mengiklankan bisnis
dengan cara paling nyaman dan efektif,
e. spanduk adalah kain membentang
biasanya berada tepi-tepi jalan yang berisi teks, warna dan gambar.
Kegiatan-Kegiatan Program Kemitraan Yang Dapat Di
Promosikan
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mempromosikan Program kemitraan ternak kambing
serta pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi bio gas Antara
pkbm cordova dengan kube kesaki Desa sukaraja tiga dapat dilakukan melalui
kegiatan inovasi dan kreatif, antara lain yang dapat diposting ke
blog/facebook sebagai sarana promosi dan informasi di dunia maya, antara lain
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Pameran
Pameran merupakan sarana menyampaikan informasi
kepada masyarakat dalam jangkauan yang luas.
Menurut De Saez (2002), dalam pameran yang
terpenting adalah komunikasi langsung dengan target promosi. Petugas yang
mengikuti pameran adalah mereka yang diharapkan bisa memberikan informasi
secara komprehensif pada pengunjung pameran. Pegelola akan berinteraksi
langsung dengan pengunjung pameran yang mungkin belum pernah mengenal PKBM
Cordova dan KUBE Kesaki serta program kemitraan.
Menyelenggarakan Penyuluhan.
PKBM Cordova dan KUBE Kesaki dapat menyelenggarakan
berbagai acara Penyuluhan peternakan yang akan membahas suatu tren atau topik
baru yang sedang berkembang di masyarakat. PKBM Cordova dan KUBE Kesaki dapat
mengundang nara sumber terkait dengan hal tersebut untuk mengupas tren/isu atau
topik tersebut. Dengan melakukan kegiatan ini, PKBM Cordova dapat menjadi
fasilitator bagi pengunjung pada khususnya dan masyarakat umumnya untuk
secara up to date mendiskusikannya untuk sarana menambah dan memperdalam
pemahaman akan kemitraan peternakan saat ini.
Dalam melakukan kegiatan promosi Program kemitraan
ternak kambing serta pengolahan Limbah
kotoran ternak kambing menjadi bio gas Antara pkbm cordova dengan kube kesaki
Desa sukaraja tiga, pengelola PKBM CORDOVA dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Kesaki berperan penting karena mereka diharapkan dapat berkomunikasi secara
representatif dalam menyampaikan informasi mengenai jasa dan layanan yang
tersedia di dalam Program Kemitraan.
BAB II
PEMBAHASAN
PROSEDUR KEGIATAN
Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri. Strategi dan kebijakan
pembinaan Program Kemitraan PKBM Cordova dengan Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Kesaki berdasarkan "3S", yaitu :
Sukses penyaluran : Sukses penyaluran berarti
bertepatan dalam memberikan bantuan modal usaha kepada KUBE Kesaki, melalui
tahap evaluasi dan dinyatakan layak dibantu;
Sukses pembinaan : Setelah mendapat bantuan modal,
kami memastikan adanya kegiatan peternakan dan pelatihan;
Sukses pengembalian : yang dicapai melalui
pengawasan perkembangan mitra hingga mereka mampu mengembalikan modal pinjaman
dengan tepat waktu.
Program kemitraan ternak kambing
serta pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi biogas Antara pkbm
cordova dengan kube kesaki Desa sukaraja tiga untuk memberdayakan masyarakat
peternak kambing dapat ditempuh melalui langkah-lankah sebagai berikut :
Pembentukan tim kerja;
Melakukan analisa kebutuhan untuk pengembangan
kerjasama dan kemitraan;
Penyusunan naskah kerjasama dan kemitraan yang
meliputi program, mekanisme, prosedur, dan bentuk kerjasama dan kemitraan;
Melakukan revie, refisi, dan finalisasi naskah
kerjasama dan kemitraan;
Pelaksanaan kerjasama dan kemitraan;
Melakukan evaluasi program.
Profil PKBM Cordova
Visi
Mewujudkan Warga Masyarakat Yang Bertaqwa Kepada
Allah Swt, Berakhlak Mulia, Cerdas, Terampil, Dan Mampu Mengembangkan Diri
Untuk Bekerja
Misi
(a)
|
Memotivasi dan memberikan pengertian kepada
masyarakat akan pentingnya pendidikan
|
(b)
|
Mengupayakan akan tersedianya sarana dan
prasarana pendidikan
|
(c)
|
Menyelengarakan program pendidikan kesetaraan dan
pelatihan bagi masyarakat
|
(d)
|
Menggali dan mengembangkan sumber daya
manusia(sdm) dilingkungan sekitar serta potensi daerah untuk dijadikan
sebagai program unggulan
|
Tujuan
Menjadikan PKBM CORDOVA “Gemar belajar dan
berwirausaha” menjadi tempat kegiatan belajar yang nyaman dan menyenangkan
Menjadikan PKBM “ Gemar Belajar dan Berwirausaha”
sebagai wahana untuk mencerdaskan masyarakat sekitar.
Motto
“Belajar Sepanjang Hayat”
Profil Lembaga
1.
|
Nama Lembaga
|
PKBM CORDOVA
|
2.
|
Alamat Lembaga
|
Jalan Raya Melaris RT/RW. 01/03 Desa Negeri
Jemanten Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur 34195
|
3.
|
No. Telephone
|
085268950549 / 085769854379
|
4.
|
Tahun Berdiri
|
2010
|
5.
|
Legalitas Lembaga
|
Nomor : 420/661.b/11.SK-01/2015
Nilem :
18.1.04.4.1.0006
Notaris : Arief Hamidi Budi Santoso, SH No. 21. 28 Juli 2010
|
6.
|
NPWP
|
31.330.011.3-321.000
|
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki
KUBE Kesaki di dirikan pada tanggal 1 Januari 2015
ALAMAT :
Ds. Sukaraja Tiga Kec. Marga Tiga Kab. Lam-Tim
VISI : Menjadi Kelompok Usaha Bersama
peternakan yang mandiri.
MISI :
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya
mengembangkan peningkatan produksi Peternakan pada tingkat rumah tangga sesuai
sumberdaya dan dukungan lokal.
Meningkatkan mutu pelayanan, pengkajian
pengembangan dan pemantapan kebijakan yang menyangkut aspek tekhnis budidaya,
koordinasi pelayanan pembiayaan bagi peternak, distribusi dan pemasaran.
Mengembangkan koordinasi dan hubungan yang harmonis
antara lintas sektor, lintas pelaku dan lintas wilayah dalam kegiatan
perencanaan, implementasi, pemantauan dan evaluasi kebijakan Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) Kesaki.
HASIL KEGIATAN
Program kemitraan ternak kambing ini sudah
dilaksanakan sejak Hari Jum’at tanggal 09 januari 2015, berupa pinjaman modal
Rp. 790.000,- atau berupa 1ekor kambing betina/doro. Dari pelaksanaan program
kemitraan ini walau masih satu tahun sudah berefek positif baik untuk PKBM
CORDOVA maupun untuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki di Desa Sukaraja Tiga
Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur yang bergabung dalam program kemitraan
ini. yaitu KUBE Kesaki sudah mampu mengembalikan modal pinjaman pada hari Senin
tanggal 21 September 2015 dari hasil penjualan kambing betina/babon seharga Rp.
1.650.000 (Modal Rp.790.000. bagi hasil Rp. 860.000 : 2 = Rp. 430.000,- dalam
tempo 8bulan) dan saat ini kemitraan ternak kambing ini masih berjalan
berkelanjutan dari hasil peranakan kambing betina/babon yang sudah laku di jual
telah memiliki 2ekor anak kambing jantan dan betina. Untuk memaksimalkan
kemitraan ini, lembaga memperkenalkan profil PKBM CORDOVA Cordova dan Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) Kesaki agar
mempunyai tujuan dan manfaat secara langsung dalam melakukan promosi lembaga
PKBM CORDOVA dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki.
Program kemitraan dengan Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) Kesaki dapat dimanfaatkan oleh pengelola PKBM Cordova untuk memperoleh
pendapatan dengan sistem bagi hasil dan dapat menyalurkan lulusan warga belajar
maupun masyarakat untuk mampu berwirausaha di tengah sulitnya persaingan hidup
dalam mencari kerja dan dengan mengikuti program kemitraan ini mampu
memperbaiki taraf perekonomian dan memaksimalkan hasil ternak.
Seperti
yang telah dijelaskan pada bab diatas, bahwa program kemitraan tersebut telah
disepakati dan dituangkan dalam bentuk kesepakatan bersama program kemitraan pada
Hari Jum’at tanggal 09 januari 2015, diantaranya :
Program jangka Pendek
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki wajib
mengembalikan pinjaman modal sesui dengan kontrak perjanjian sebesar RP.
790.000 Atau seharga 1 ekor kambing betina Peranakan Etawah (PE) muda.
Program jangka Panjang
Dalam program jangka panjang ini, PKBM Cordova dan
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki akan melaksanakan 2 (dua) agenda pada
program jangka panjang. Yaitu :
Kegiatan sistem bagi hasil dari berternak kambing
Cara pelaksanaannya menggunakan system ( One You So
One Me) sebagai berikut :
hasil penjualan kotoran dan air seni kambing, 3 bulan pertama untuk peternak/KUBE,
3 bulan kedua untuk PKBM dan seterusnya.
Saat kambing beranak, anak Pertama untuk
peternak/KUBE, anak kedua untuk PKBM, dan seterusnya.
Sistem pembesaran bibit selama 12 bulan / tahun :
Sistem ini adalah bibit kambing jantan dari umur 2 – 3 bulan (cempe) akan
dipelihara selama 12 bulan / 1 tahun dan
penjualan akan dilakukan pada saat hari raya Idul Adha serta pembagian
keuntungan saham kisaran 1 Tahun sekali.
Sistem Produksi bibit : Sistem ini adalah system
pemeliharaan Induk betina hingga menghasilkan / melahirkan bibit kambing,
sehingga bibit bisa dipelihara hingga umur 1 tahun.
Sistem Jual beli kambing Mingguan dan Bulanan :
Sistem ini adalah sistem pembelian kambing dengan berat 6 s/d 10 kg ( afkir
atau kambing betina ) untuk langsung dilakukan penjualan ketempat penampungan,
dengan maksud mendapatkan keuntungan cepat dan pembagian keuntungan Saham
kisaran 3 bulan sekali.
Pengolahan limbah ternak kambing menjadi biogas
Peternakan merupakan bagian dari pertanian berupa
membudidayakan maupun mengembangbiakkan hewan ternak. Kegiatan peternakan dibagi
dua, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kambing, kerbau, dll, serta
kelompok peternakan hewan kecil seperti ayam, bebek, kelinci dll.
Masing-masing ternak dapat diambil manfaat dan
hasilnya sesuai dengan tujuan peternakan itu sendiri. Pemeliharaan ternak
diperkenalkan sebagai upaya untuk dapat memberi keuntungan yang optimal bagi
pemilik usaha peternakan. Salah satu hewan ternak yang banyak dibudidayakan di
Indonesia adalah kambing. Semua bagian hewan kambing dapat dimanfaatkan
hasilnya, mulai dari daging, kulit, tulang, hasil susu, dan bahkan limbah
berupa kotorannyapun dapat dimanfaatkan untuk berbagai olahan yang bermanfaat
dan menghasilkan laba. Beberapa pemanfaatan limbah ternak kambing :
Biogas
Kompos Organik
Pupuk cair
Dari berbagai hasil olahan limbah ini, sebuah kelompok
usaha bersama (KUBE) Kesaki yang merupakan binaan PKBM Cordova dari Desa
Sukaraja Tiga Kabupaten Lampung Timur Propinsi Lampung memanfaatkan usaha
ternak kambing mereka menjadi lebih menguntungkan. Berbagai kegiatan dilakukan
kelompok ini untuk menyejahterakan kelompok serta melakukan pelatihan dan
menyadarkan masyarakat sekitar tentang pentingnya memaksimalkan potensi yang
ada, dalam hal ini potensi yang ada dalam peternakan kambing. Kegiatan-kegiatan
KUBE Kesaki lebih menonjol pada kegiatan teknologi tepat guna pertanian dan
peternakan
Bimbingan dan pendampingan kepada masyarakat dalam
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pemanfaatan kotoran ternak ini,
terdiri atas beberapa tahapan. Tahapan tersebut adalah identifikasi awal,
persiapan lokasi, dan pelaksanaan dampingan. Tahapan paling awal dalam
pelaksanaan dampingan ini
adalah melakukan identifikasi pada lokasi dampingan.
Identifikasi awal tersebut
antara lain meliputi karakteristik dan budaya masyarakat
setempat, kondisi pertanian dan peternakan masyarakat tersebut. Kegiatan
tersebut dilakukan baik melalui survei langsung maupun diskusi dengan tokoh
masyarakat setempat, maupun dengan para petani.
Gambar. 1
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas
anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya kotoran
manusia, kotoran hewan, limbah rumah tangga, sampah biodegradable.
Keuntungan penggunaan biogas
Ramah lingkungan
Mudah dalam pemakaian
Aman dalam penggunaan
Efisien (Hemat Uang)
Tak berlimbah
Proses pembuatan biogas
Digester
Gambar. 2
Digester adalah alat pengolahan bahan
buangan/limbah organik menjadi biogas.
Menyiapkan lahan sepanjang ukuran digester 5 m
dengan kedalaman kira-kira 80 cm
Menyiapkan kolam inlet (tempat mencampur feses
dengan air yang selanjutnya menjadi pintu masuk adonan ke digester)
Menyiapkan kolam outlet (tempat keluarnya/saluran
feses yang sudah tidak produksi gas)
Kolam inlet dan outlet ketinggiannya harus tidak
sama (selisih 15 cm lebih tinggi inlet) berada di samping kanan dan kiri lahan
lobang plastik digester yang ditanami paralon 1 m ukuran 4” dengan posisi
miring
Bentangkan plastik dalam lobang yang telah
disiapkan, pasangkan shokdrat (luar dalam) pada tengah-tengah bentangan plastik
dan diposisi atas dan disambung dengan pipa paralon 0,5” sebagai outgas yang
selanjutnya menuju ke penampung gas.
Sambungkan ujung plastik pada pipa paralon 4″ inlet
dan outlet dengan menggunakan karet ban bekas
Penampung Gas
Penampung gas terbuat dari dua buah drum plastik
yang ukurannya tidak sama besar.
Pastikan drum yang satu dapat masuk ke drum
lainnya.
Buat saluran pipa paralon 0,5″ berbentuk U yang
nantinya dapat masuk ke dalam drum yang bawah
Pasangkan / masukkan drum atas dengan posisi
tengkurap, ujung pipa U yang diluar drum dihubungkan dengan pipa outgas dari
digester plastik.
Isi drum bawah dengan air, pastikan ketinggian pipa
U yang berada didalam drum HARUS lebih tinggi dari air.
Pengisian Digester
Digester diisi dengan feses yang dicampur dengan
air, dengan perbandingan 1 : 1 yang dimasukkan lewat kolam inlet
hingga 2/3 ruangan digester (rata kolam outlet) Dan untuk mempercepat proses
penguraian dalam digester tuangkan probiotik (pengurai) sebanyak 1 L.
Gambar. 3
Pemurnian Gas
Botol berisi kapur tulis
Pemurnian bio gas di buat sederhana dengan
menggunakan kapur tulis yang di masukan dalam botol bekas air mineral, yang
dihubungkan dengan pipa di antara outgas dengan penampung
Dengan asumsi uap kapur dapat menyerap kandungan
air yang ikut dalam gas baik gas menuju tabung maupun gas yang meninggalkan
drum penampung gas.
Selain pemurnian dengan kapur, pipa disambung
dengan antena yang terbuat dari pipa paralon 0,5″ berbentuk U yang dipasang naik
keatas lalu turun kebawah.
Pada tikungan bawah antena U dipasang penampung
embun yang tertinggal pada pipa antena U. Dengan asumsi gas yang masih ada
kandungan air akan terpisah.
Gambar. 4
Kedua cara diatas dipasang pada pipa antara outgas dengan
penampung gas.
Pemanfaatan Biogas
Kompor Gas
Memodifikasi kompor gas, yaitu dengan memotong pipa
yang terhubung pada pematik magnet pada kompor gas elpiji.
Pipa kompor dihubungkan dengan pipa biogas yang
sudah lewat proses pemurnian.
Pada ujung pipa biogas yang akan dihubungkan dengan
kompor dipasang stopkran yang berfungsi untuk mengatur besar kecilnya gas pada
kompor, yang sekaligus menjadi pengunci gas apabila kompor tidak digunakan
Menyalakan kompor dengan korek api (aman)
Hasil dan Pembahasan
Mengamati hasil uji coba pemanfaatan limbah kotoran
ternak dalam kegiatan dampingan kelompok usaha bersama (KUBE) Kesaki, ternyata
instalasi digester telah menghasilkan biogas yang cukup baik dan dapat
dimanfaatkan untuk menyalakan kompor di dapur. Dalam uji coba selama sebulan
peternak yang dijadikan lokasi uji coba dapat mengurangi belanja energi untuk
rumah tangga, yang selama ini menggunakan gas elpiji, hingga 50%.
Berdasarkan pengamatan tersebut maka kotoran ternak
khususnya kambing berpotensi untuk dijadikan energi alternatif bagi masyarakat
dan mengembangkan energi baru dan terbaharukan (renewable energy) sebagaimana
program pemerintah dan dunia. Bila program tersebut diterapkan untuk seluruh
populasi kambing yang ada di Desa tersebut maka program tersebut dapat
memberikan manfaat yang cukup signifikan dalam pengembangan energi alternatif.
Gambar. 5
Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa saat ini
ada sekitar 200 peternak yang ada di Desa Sukaraja Tiga Lampung Timur. Bila setiap
peternak rata-rata memiliki 5 ekor kambing maka populasi ternak kambing di desa
tersebut sekitar 1000 ekor. Produksi kotoran dari setiap ekor kambing dewasa
rata-rata sebanyak 1,4 kg/hari, sehingga total kotoran yang dihasilkan dari
seluruh populasi kanbing diperkirakan 1400 kg/hari. Menurut Fatah Yasin (2016)
setiap 1 kg kotoran kambing dapat menghasilkan 0,016 m3 biogas, dengan demikian
potensi biogas dari seluruh kotoran kambing adalah 22,4 m3/hari. Setiap 1 m3
biogas setara dengan: 0,62 L minyak tanah; 0,48 kg bahan bakar gas LPG; 5,5 kg
kayu bakar dan 1,64 kg arang (Kosmann, 1997).
Jika masyarakat selama ini menggunakan minyak tanah
sebagai bahan bakar maka dengan memanfaatkan biogas dari kotoran ternak yang
ada dapat menghemat konsumsi minyak tanah sebesar 13,9 L/hari, dan apabila masyarakat
selama ini menggunakan gas LPG sebagai bahan bakar maka dapat menghemat gas
sebanyak 10,8 kg/hari.
Pendampingan
Pendampingan dari awal pemberian Modal RP. 790.000
untuk pembelian 1 ekor kambing betina Peranakan
Etawah (PE) muda, dilaksanakan secara bersama-sama antara PKBM Cordova dan
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki.
Untuk pengolahan limbah ternak menjadi biogas
adalah setelah instalasi biogas berhasil dilakukan, selanjutnya biogas tersebut
harus dirawat agar penggunaannya optimal. Perawatan tersebut terdiri atas
perawatan reaktor, perawatan penampung gas, dan perawatan kompor.
DAMPAK KEGIATAN
Dampak kegitan dalam program kemitraan Ternak
Kambing antara PKBM Cordova dengan KUBE Kesaki Desa Sukaraja Tiga Kecamatan
Marga Tiga untuk memberdayakan masyarakat peternak kambing ini terdapat dua
dampak. Yaitu, dampak positif dan dampak negatif. Adapun penjelasan dampak
positif dan dampak negatif dalam Karya Nyata ini adalah sebagai berikut :
Dampak Positif :
Meningkatkan Keuangan Lembaga PKBM Cordova, KUBE
kesaki dan masyarakat sekitar maupun
warga belajar PKBM Cordova yang tergabung dalam program kemitraan ini;
Memberikan peluang kerja bagi masyarakat maupun
lulusan warga belajar PKBM Cordova untuk mampu mandiri, sehingga jumlah
pengangguran dapat berkurang;
Membantu Meningkatkan Daya Saing yang sehat di
antara masyarakat maupun lulusan warga belajar PKBM Cordova sebagai anggota.
Dampak Negatif :
Ketergantungan dengan lembaga lain;
Intervensi lembaga lain Terhadap Kebijakan
pengelolaan PKBM Cordova;
Keterbatasan biaya operasional dalam
menyelenggarakan kegiatan kemitraan
Masih kurangnya minat masyarakat sekitar yang
sekaligus peternak hewan dalam menggunakan teknologi terbarukan pengolahan
limbah ternak menjadi biogas
KENDALA YANG DI HADAPI
Adapun Kendala yang di hadapi dalam Program
kemitraan ternak kambing serta
pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi bio gas Antara pkbm cordova
dengan kube kesaki Desa sukaraja tiga Kecamatan Marga Tiga untuk memberdayakan
masyarakat peternak kambing adalah sebagai berikut :
Media Sosialisasi secara ON LINE masih belum
maksimal, karena masyarakat peternak kambing masih banyak yang belum menguasai
Teknologi Informasi(IT) dan berada di pedesaan.
Masih sedikit masyarakat yang memahami program
kemitraan ini.
Kondisi perekonomian peternak yang masih lemah
Cara beternak masyarakat masih menerapkan sistem
peternakan tradisional
Kurangnya peran pemerintah dalam mensosialisasikan
teknologi terbarukan dalam pengolahan limbah ternak menjadi biogas
FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Adapun
Faktor-faktor pendukung dalam Program kemitraan ternak kambing dan pengolahan Limbah
kotoran ternak kambing menjadi biogas melalui kelompok usaha bersama (KUBE)
Kesaki binaan Lembaga PKBM Cordova di Desa Sukaraja Tiga Kecamatan Marga Tiga
adalah sebagai berikut :
Kondisi lingkungan sebagian masyarakat sebagi peternak
Motivasi warga belajar dan masyarakat sekitar yang
ter-include dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki
Tersedianya narasumber teknis yag bersedia membina
dan membantu terselenggaranya program kemitraan tersebut.
ALTERNATIF PENGEMBANGAN
Adapun alternatif pengembangan Dalam mengembangkan
kemitraan, masing-masing partner harus sensitif dan menunjukkan
komitmen dan empatinya tidak saja terhadap apa yang menjadi tujuan forum
kemitraan bersangkutan tetapi terutama terhadap apa yang menjadi tujuan
masing-masing individu. Dengan kata lain, setiap anggota harus proaktif serta
mendukung terhadap apa yang menjadi tujuan forum kemitraan, tujuannya sendiri,
serta tujuan individual identik dengan mencabut akar kemitraan itu sendiri (The
Peter F. Drucker Foundation, 1996; Austin, 2000; The Jean Monnet Program,
2001).
Secara sederhana, Kemitraan Bagi Pengembangan
Ekonomi Lokal atau disingkat dengan akronim “KPEL” adalah suatu pendekatan
untuk mendorong aktivitas ekonomi melalui pembentukan kemitraan
masyarakat-swasta-pemerintah dan memfokuskan pada pembangunan aktivitas kluster
ekonomi, sehingga terbangun keterkaitan (linkage) antara pelaku-pelaku ekonomi
dalam satu wilayah atau region (perdesaan/kota/kecamatan/kabupaten/propinsi)
dengan market (pasar lokal, nasional dan pasar internasional) (UNDP,
UN-HABITAT & BAPPENAS, 2002). KPEL juga merupakan instrumen untuk mendukung
terciptanya :
Pembangunan ekonomi yang mendayagunakan sumber daya
lokal
Peningkatan pendapatan dan penciptaan peluang
lapangan kerja
Perencanaan yang terintergrasi - baik vertikal
dengan horizontal maupun sektoral dan regional (daerah); pemerintahan yang baik
(good governance).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian beberapa bab diatas maka dapat
disimpulkan bahwa :
Masyarakat di Kecamatan Marga Tiga jika ditinjau
dari segi faktor-faktor produksi, kondisi lingkungan dan pekerjaan sebagian
sebagi peternak
Mengingat Kondisi perekonomian peternak yang masih
lemah, menjadi faktor penghambat dalam rangka peningkatan hasil ternak. Untuk
itu para peternak sangat memerlukan bantuan penyuluhan, permodalan, pengelolaan
limbah dan penjualan hasil peranakan.
Dilihat dari segi peternakan masyarakat masih
menerapkan sistem peternakan tradisional, maka sangatlah perlu dikembangkan
dengan menerapkan sistem yang lebih modern dengan sentuhan teknologi terbarukan,
sarana dan prasarana peternakan ke arah yang lebih maju, sehingga produktifitas
hasil peranakan bisa lebih meningkat.
Melalui teknologi terbarukan kelompok usaha bersama
(KUBE) kesaki yang merupakan kelompok binaan PKBM Cordova dapat mengolah kotoran
ternak terutama kambing yang berpotensi diolah menjadi biogas. Dan biogas
tersebut dapat dijadikan energi alternatif bagi masyarakat yang ramah lingkungan
dan sisa pemanfaatan biogas juga akan dihasilkan pupuk organik cair yang
berkualitas.
REKOMENDASI
Dengan adanya program Program kemitraan ternak
kambing dan pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi biogas oleh PKBM
Cordova dengan KUBE Kesaki di Desa
Sukaraja Tiga Kecamatan Marga Tiga, maka :
Kiranya pemerintah dapat merespon dan
menindaklanjuti kendala-kendala yang ada di masyarakat, khusunya para peternak
untuk terus memberikan motivasi dan dukungan baik materil ataupun spirituil.
Yang utama adalah terkait modal dalam pengelolaan ternak yang ada di masyarakat
peternak.
Dengan diberikan keterampilan dalam berternak kambing
sekaligus pengolahan limbah ternak menjadi biogas, diharapkan warga belajar
setelah lulus dapat termotivasi dan berkreatifitas sesuai dengan potensi yang
ada di lingkungannya yaitu di Desa Sukaraja Tiga Kecamatan Marga Tiga Kabupaten
Lampung Timur yang sebagian besar masyarakatnya adalah peternak kambing.
Sehingga dapat meningkatkan taraf ekonomi dalam keluarga serta memberdayakan
masyarakat sekitar.
Dengan adanya program kemitraan kelompok usaha
bersama (KUBE) Kesaki yang merupakan kelompok binaan PKBM Cordova, diharapkan
masyarakat sekitar yang tergabung dalam KUBE Kesaki pun dapat mengembangkan
serta membagikan pengetahuan terkait program kemitraan ini, petunjuk teknis
pelaksaan dalam pengelolaan ternak kambing, dan pengolahan limbah ternak kambing
menjadi biogas kepada warga masyarakat lainnya yang menggeluti usaha di bidang
peternakan khususnya ternak kambing sesuai dengan apa yang telah diberikan dan
disampaikan oleh narasumber teknis.
==============
DAFTAR PUSTAKA
==============
KARYA NYATA
PENGELOLA PKBM CORDOVA
PROGRAM KEMITRAAN TERNAK KAMBING DAN PENGOLAHAN
LIMBAH KOTORAN TERNAK KAMBING MENJADI BIOGAS DI DESA SUKARAJA TIGA
DI SUSUN OLEH :
IMAN HENDRIK SETIAWAN, M.Pd.I
==============
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah
SWT, karena berkat rahmat dan karunia-NYA, penulisan Karya Nyata ini dapat
terselesaikan dengan baik. Sehingga PKBM Cordova mampu berpartisipasi dan
berapresiasi dalam Lomba Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi Tingkat Nasional
Tahun 2016.
PKBM Cordova
merasa perlu untuk ikut andil menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam
menjawab peran serta membangun mutu manusia yang berkualitas dan bermanfaat
bagi lingkungan sekitar, sehingga warga belajar Paket C dan masyarakat dapat
meninggkatkan penghasilan khususnya peternak kambing yang bergabung dalam
Program Kemitraan Ternak Kambing dan Pengolahan Limbah Kotoran Ternak Kambing Menjadi
Biogas di Desa Sukaraja Tiga untuk memberdayakan warga belajar Paket C maupun Masyarakat
Peternak Kambing.
Akhir
kata semoga Karya Nyata ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya. Kritik dan saran yang positif sangat penulis harapkan demi perbaikan
di masa yang akan datang.
Marga Tiga, 29 April 2016
Penulis
IMAN HENDRIK S, M.Pd.I
==============
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
===============
DAFTAR TABEL
=============
DAFTAR GAMBAR
=============
DAFTAR LAMPIRAN
MENUNGGU SESUUUUAAATUUUUUHHH |
MELANGKAH VENUH KEYAKINAN PASTI BISSSSAAAA |
SEKEDAR HIBURAN WUUUUS WUUUUS |
HASIL JERIH PAYAH 2016 |
MENANAMKAN NIAT INGIN SELALU MENGGAPAI
RIDHO ILAHI
SEMOGA BERMANFAAT ...
0 komentar:
Posting Komentar