Selamat Datang di Website PKBM CORDOVA | Sebuah Web Yang Menjadi Wadah Aktivitas Dan Kegiatan PKBM CORDOVA Yang semoga saja dapat memberikan Ilmu dan pemahaman baru bagi para pembaca | Jangan Lupa Like dan Tinggalkan Pesan Anda Pada Kotak Pesan Disamping Kanan |

Jumat, 14 April 2017

MAKALAH LOMBA PKBM 2016

BAB I


PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia dan hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh Negara-negara berkembang melainkan negara maju sepeti inggris dan Amerika Serikat. Negara inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri di Eropa.


Pada kesempatan ini penyusun mencoba memaparkan secara global kemiskinan Negara-negara di dunia ketiga, yaitu Negara-negara berkembang yang nota-benenya ada di belahan benua Asia. Kemudian juga pemaparan secara spesifik mengenai kemiskinan di Negara Indonesia. Adapun yang dimaksudkan dengan Negara berkembang adalah Negara yang memiliki standar pendapatan rendah dengan infrastruktur yang relatif terbelakang dan minimnya indeks perkembangan manusia dengan norma secara global. Dalam hal ini kemiskinan tersebut meliputi sebagian Negara-negara Timur-Tengah, Asia selatan, Asia tenggara dan Negara-negara pinggiran benua Asia.
Penanggulanan kemiskinan disetiap negara berbeda-beda, terobosan-terobosan bahkan program-program baik regulasi atau kebijakan yang dikeluarkan sangat beragam demi menanggulangi kemiskinan dalam suatu negara. Kemiskinan itu adalah merupakan suatu keadaan dimana ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti pakaian, makanan, tempat tinggal, pendidikan dan kesehatan. Setiap kemiskinan yang terjadi pasti disebabkan beberapa faktor-faktor tertentu diataranya adalah :
Tingkat pendidikan yang rendah
Produktifitas tenaga kerja yang rendah
Tingkat upah yang rendah
Distribusi pendapatan yang timpang
Kesempatan kerja yang kurang
Kualitas SDM yang masih rendah
Perlu kita ketahui bersama bahwa kemiskinan itu belum dapat dihilangkan seutuhnya, lebih tepatnya adalah mengurangi kemiskinan. Berikut upaya-upaya yang pemerintah lakukan untuk mengurangi kemiskinan :
Diadakan pelatihan/kursus agar warga masyarakat punya keterampilan dan bisa memanfaatkan keterampilannya tersebut untuk mandiri dalam mencari nafkah.
Diadakan pendidikan yang benar-benar bebas pendidikan dengan kualitas yang baik agar semua warga bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas namun bebas biaya dan mengurangi jumlah warga yang berpendidikan rendah. Ini salah satunya dengan program pemerintah melalui kemendikbud, dirjen paudni dan pnfi, subdit pendidikan kesetaraan yaitu program pendidikan kesetaraan dari Paket A setara SD/MI, Paket B setara SMP/MTs dan Paket C setara SLTA/SMK/MA yang menganulir bagi warga masyarakat yang putus sekolah atau drop out atau keterbatasan ekonomi dalam hal pembiayaan pendidikan sekolah.
Memfasilitasi Usaha Kecil Menengah (UKM). Agar warga yang memiliki UKM dapat meningkatkan pendapatan melalui fasilitas yang memadai serta bisa merekrut warga lain untuk dipekerjakan. Dengan begitu pengangguran diharapkan dapat bisa berkurang.
Infrastruktur di daerah-daerah di perbaiki agar akses ke tempat lain dapat lebih mudah dijangkau dan juga murah. Dengan begitu warga miskin diharapkan bisa mencari pekerjaan ke daerah-daerah lain dengan mudah dan merata.
Upaya-upaya pemerintah terus dilakukan, terkait upaya-upaya tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa upaya-upaya tersebut sudah dianulir melalui kebijakan-kebijakan pemerintah berbentuk program-program. Diantaranya dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan kementerian Sosial Republik Indonesia.
Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia melalui program pendidikan kesetaraan untuk menanggapi kendala masyarakat yang tidak mampu melanjutkan pendidikan dasar, menengah dan atas di formal disebabkan tidak mampu dalam hal pembiayaan, maka pemerintah melalui dirjen PAUDNI dan Dikmas mereka dapat melanjutkan pendidikan kesetaraan Paket A setara SD/MI, Paket B setara SMP/MTs dan Paket C setara SLTA/SMK/MA. Ini merupakan solusi yang diberikan kepada masyarakat dari pemerintah untuk mengurangi tingkat pendidikan atau sumber daya manusia(SDM) yang rendah.
Atas dasar tersebut diatas PKBM Cordova selaku mitra pemerintah dan masyarakat telah melaksanakan program pendidikan kesetaraan dengan dibekali keterampilan-keterampilan sesuai dengan petunjuk teknis dan pelaksanaannya, walhasil dilapangan masyarakat sangat merespon program tersebut dengan antusias. 
Dan juga melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia,  melalui Program Penanganan Fakir Miskin Kelompok Usaha Bersama (P2FM-KUBE). Sasaran P2FM melalui KUBE adalah keluarga miskin kluster pertama (kriteria Kementerian Sosial Republik Indonesia) yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan di Indonesia. PKBM Cordova melalui KUBE KESAKI sebagai mitra sekaligus binaan dimana dalam keanggotan KUBE KESAKI tersebut adalah di dalamnya ter-include warga belajar pendidikan kesetaraan Paket C setara SLTA yang ada di PKBM Cordova.
Apa yang dilakukan lembaga PKBM Cordova tidak lain dan tidak bukan adalah demi mendukung program-program pemerintah serta melaksanakan upaya-upaya pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan yang ada di Indonesia, khususnya yang ada di Desa Negeri Jemanten dan Desa Sukaraja Tiga Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur Propinsi Lampung. Lembaga PKBM Cordova kebetulan letak keberadaannya berada di Desa Negeri Jemanten yang letaknya diperbatasan antara dua desa yaitu Desa Negeri Jemanten dan Desa Sukaraja Tiga Kecamatan Marga Tiga.
Pendidikan Kesetaraan Paket A setara SD/MI, Paket B setara SMP/MTs dan Paket C setara SLTA/SMK/MA serta Kelompok Usaha Bersama (KUBE) merupakan pemberdayaan masyarakat terkait dengan pemberian akses bagi masyarakat dalam memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Oleh sebab itu pemberdayaan masyarakat amat penting untuk mengatasi ketidakmampuan masyarakat yang disebabkan oleh keterbatasan akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, adanya sebagian masyarakat, dan adanya keengganan untuk membagi wewenang dan sumber daya yang berada pada pemerintah kepada masyarakat.
Potensi masyarakat untuk mengembangkan kelembagaan keswadayaan ternyata telah meningkat akibat kemajuan sosial ekonomi masyarakat. Karena Pendidikan kesetaraan Paket A setara SD/MI, Paket B setara SMP/MTs dan Paket C setara SLTA/SMK/MA  serta KUBE juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial para kelompok masyarakat miskin, yang meliputi; terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari, meningkatnya pendapatan keluarga, meningkatnya pendidikan dan meningkatnya derajat kesehatan.
Usaha peternakan di Desa Sukaraja Tiga Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur sesungguhnya telah lama berlangsung, meski bersifat individual dan beraneka ragam jenis ternak yang dikelolanya diantaranya kelinci, ayam, kambing, sapi dan kerbau. Hal ini bisa dimaklumi karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Sukaraja Tiga Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur adalah petani dan buruh. Disisi lain, areal sawah, ladang dan tegalan yang menjadi sumber tanaman pangan bagi ternak juga sangat potensial.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, usaha pertanian dan peternakan yang dahulu mampu menjadi penopang makmurnya kehidupan masyarakat justru semakin berkurang, padahal keinginan untuk beternak masih banyak di kalangan masyarakat Desa Sukaraja Tiga Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur. Maka dari itu PKBM Cordova menganalisa dan menyimpulkan bahwa keinginan masyarakat untuk menekuni peternakan tumbuh kembali mengingat faktor makin sulitnya lapangan pekerjaan saat ini dan sadar betul apabila ada kebutuhan hidup yang memerlukan biaya cukup besar seperti pendidikan dan kesehatan. Maka dari itu melalui binaan Kube Kesaki ternak kambing dan pengolahan limbah ternak tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Usaha peternakan, menurut Dr. Rusfidra, S. Pt adalah rahasia ekonomi para nabi, mereka bekerja dengan cerdas menggembala kambing karena multiplier effect yang luar biasa. renungkan sebuah pepatah bahasa Arab yang berbunyi : "Negara yang kaya dengan ternak tidak akan pemah miskin, dan negara yang miskin dengan ternak tidak akan pernah kaya." (Campbell dan Lasley, 1985).
Jika diamati lebih dalam, sungguh erat hubungan hewan ternak dengan kehidupan manusia, bahkan Dr. Rusfidra, S. Pt yang pernah menulis tentang hubungan Agama Islam dengan peternakan menyebutkan bahwa ilmu peternakan merupakan ilmu terapan yang disebut secara eksplisit di dalam Al Quran. Bahkan beberapa nama hewan ternak dijadikan sebagai nama surat di dalam Al Quran, misalnya sapi betina (Al Baqarah), hewan ternak (Al An'am), dan ternak lebah (An Nahl). Banyak ayat Al Quran yang secara eksplisit menyebut nama-nama hewan ternak, misalnya ternak sapi (QS. 2: 67-71, 73; QS Yusuf: 43), unta (QS. Al An'am:144; Al Hajj: 27, 37; QS. Al Ghasiyah:17), domba (QS. Al An'am:143, 146; QS. An Nahl: 80), kambing (QS. Al An'am: 143, An Nahl: 78, Shad: 23-24), unggas (QS. 2: 260; 3: 49; 5: 110; 6: 38; 16: 79; 23: 41; 27: 16; 67: 19), kuda (QS. 3: 14; 8: 60; 16: 8; 38: 31; 100: 1) dan lebah (QS. 16: 68-69). Bahkan ternak telah lama akrab dalam kehidupan kaum Muslimin, baik dalam pelaksanaan ibadah (zakat, kurban) maupun manfaatnya yang multi guna dalam kehidupan.
Prof. I.K. Han, Guru Besar Ilmu Produksi Ternak Universitas Nasional Seoul, Korea Selatan (1999) menyebutkan pentingnya ternak dalam peningkatan kualitas hidup manusia. Ternak juga bermanfaat dalam kegiatan keagamaan: misalnya dalam melaksanakan ibadah qurban, dibutuhkan ternak sapi, domba ataupun kambing. Pada zaman dahulu jumlah pemilikan ternak juga merupakan indikasi strata sosial seseorang. Betapa tidak, produk utama ternak (susu, daging dan telur) merupakan bahan pangan hewani bergizi tinggi yang dibutuhkan manusia. Hewan ternak juga berperan sebagai sumber pendapatan, sebagai tabungan hidup, tenaga kerja pengolah lahan, alat transportasi, penghasil biogas, penghasil pupuk kandang dan sebagai hewan kesayangan (Tangka et al. 2000).
Masalah hewan ternak dijabarkan secara gamblang dalam salah satu ayat, Allah SWT memperingatkan manusia akan pentingnya hewan ternak bagi kehidupan manusia dalam Surat Al-Mu’minuun [23]: 21 yang berbunyi: Dan sungguh pada hewan-hewan ternak terdapat suatu pelajaran bagimu. Kami memberi minum kamu dari (air susu) yang ada dalam perutnya, dan padanya juga terdapat banyak manfaat untukmu, dan sebagian darinya kamu makan. Beberapa manfaat dari hewan ternak adalah susunya dapat diminum, dagingnya dapat disantap, kulitnya dapat dipakai sebagai bahan membuat sepatu, dan manfaat lainnya, bahkan kotorannya sekalipun dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Maka dari itu, sebagai umat Islam, sepatutnya kita mensyukuri nikmat Allah SWT yang sungguh besar manfaatnya bagi kehidupan umat manusia ini.
Negara Indonesia adalah Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sebenarnya Zamrud Khatulistiwa ini kaya dengan populasi ternak, namun perhatian pemerintah masih rendah terhadap sektor ini. Barangkali itulah salah satu penyebab negara ini sulit bangkit dari krisis ekonomi. Maka, sebagai genarasi, jangan hanya diam berpangku tangan menunggu hujan, sedangkan hujan tidak akan pernah menurunkan emas dan perak dari langit. Saatnya berusaha, namun jangan lupa, sebelum membuat sebuah usaha, harus tahu ilmunya terlebih dahulu. Karena berusaha tanpa ilmu hanyalah mengundang kegagalan. 
Permasalahan mendasar yang dihadapi peternak adalah mereka tidak memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan peternakan sehingga peternak hanya memiliki 1-2 ekor saja. Saat ini peternakan kambing yang sudah berjalan adalah sekitar 10 ekor kambing yang dikelola 2 peternak. Dari kegiatan peternakan tersebut tentunya juga menghasilkan kotoran yang akan menyebabkan masalah lain apabila tidak dikelola dengan baik. Selama ini, kotoran atau limbah ternak kambing hanya dijadikan pupuk tanpa pengolahan terlebih dahulu dan sebagian lagi dibuang sehingga menimbulkan bau dan mencemari saluran air terutama ketika musim hujan tiba. Sebenarnya kotoran ternak terutama kambing berpotensi untuk diolah menjadi biogas. Biogas tersebut dapat dijadikan energi alternatif bagi masyarakat yang ramah lingkungan dan pemanfaatan biogas juga akan dihasilkan pupuk organik cair yang berkualitas. Namun demikian, para peternak  belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai cara memanfaatkan kotoran kambing untuk biogas dan pupuk organik.
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik anaerobic (bakteri penghasil gas metan yang hanya dapat hidup dalam kondisi bebas oksigen) dari proses perombakan bahan–bahan organik seperti limbah kotoran sapi, babi, bahkan manusia. Secara alami, biogas banyak terdapat di sawah atau rawa. Biogas terutama tersusun dari gas metan (55-75%) dan karbondioksida (25-45%). Karena sifat gas metan yang mudah terbakar, maka biogas dapat dipakai sebagai sumber energy alternatif bagi masyarakat (Prataya, 2010).
Penelitian aplikatif terbaru yang dilakukan oleh German Agency for Technical Cooperation membuktikan bahwa biogas dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kompor gas dan lampu gas. Apabila dikonversi dengan bahan bakar fosil, maka 1 m3 biogas setara dengan: 0,62 L minyak tanah; 0,5 L minyak diesel; 0,8 L bensin; 1,4 kg batubara; 0,48 kg bahan bakar gas LPG; 5,5 kg kayu bakar dan 1,64 kg arang (Kosmann, 1997). Biogas tersebut dihasilkan dari berbagai limbah organic seperti sampah biomassa, kotoran ternak, dan kotoran manusia, melalui proses digestion.
Selain dapat dijadikan sebagai energi alternatif bagi masyarakat pemanfaatan biogas dari kotoran ternak tersebut adalah sebagai berikut:
Pola pemeliharaan ternak/budi daya ternak menjadi lebih baik,
Mengurangi polusi udara akibat bau kotoran/limbah ternak,
Mendukung kelestarian usaha peternakan,
Meningkatkan penyediaan pupuk organik asal ternak, sehingga ketergantungan terhadap pupuk kimia berkurang,
Mengurangi ketergantungan pada minyak tanah,
Mengurangi beban keuangan negara terhadap subsidi bahan bakar minyak tanah dan pupuk, serta upaya penghematan listrik di pedesaan.
Pencanangan Program Go Organik 2010 oleh Departemen Pertanian sudah
dilakukan sejak tahun 2001 dengan visi mewujudkan Indonesia sebagai salah satu
produsen pangan organik terbesar di dunia. Pensuksesan program tersebut memerlukan keterpaduan peran dan tanggungjawab seluruh stakeholder terkait
(IRRI, 2006)
Salah satu bahan yang dapat dijadikan pupuk organik adalah kotoran ternak, termasuk kotoran kambing. Kotoran kambing mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan berbagai tanaman termasuk pertanian. Sebagaimana diketahui bahwa unsur hara penting yang dibutuhkan tanaman adalah unsur N, P dan K. Kandungan unsur tersebut dalam kotoran ternak kambing adalah N = 50,6 kg/t, P = 6,7 kg/t, dan K = 39,7 kg/t (Sudomo, 2007). Disamping menghasilkan unsur hara tersebut, pupuk kandang juga menghasilkan sejumlah unsur hara mikro, seperti Fe, Zn, Bo, Mn, Cu, dan Mo.
Kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi, serta organisasi ternak yang masih lemah. Kajian keadaan pedesaan secara partisipatif adalah salah satu tahap dalam upaya meningkatkan kemandirian, hasil peranakan dan kesejahteraan masyarakat dalam hidupnya. Kajian keadaan pedesaan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan percaya diri masyarakat dalam mengidentifikasi serta menganalisa situasi, potensi dan masalahnya sendiri.
Dalam kajian keadaan pedesaan secara partisipatif melalui Pemberdayaan Masyarakat, masyarakat dapat memanfaatkan informasi dan hasil kajian yang dilakukan bersama oleh masyarakat bersama tim fasilitator, untuk mengembangkan rencana kerja masyarakat peternak agar lebih maju dan mandiri.
Dari uraian latar belakang masalah di atas, perlu adanya bimbingan dan pendampingan kepada masyarakat dalam pengelolaan ternak kambing serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pemanfaatan kotoran ternak.  Seperti pembinaan kepada kelompok usaha mandiri (KUBE) Kesaki di Desa Sukaraja Tiga kecamatan Marga Tiga yang terdiri dari Warga Belajar Paket C setara SLTA PKBM Cordova dan masyarakat sekitar yang tergabung dalam Program kemitraan ternak kambing dan pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi bio gas
Kemitran yang dilakukan oleh PKBM Cordova dengan Kube Kesaki di Desa Sukaraja Tiga adalah untuk memberdayakan masyarakat Peternak Kambing dengan harapan, melalui program kemitraan antara PKBM Cordova dengan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki ini, masyarakat peternak dapat lebih berdaya dan dalam segi hasil peranakan dan dalam pengolahan limbah itu sendiri sehingga masyarakat mendapatkan keuntungan berupa finansial dan kesejahteraan hidupnya dapat meningkat.


B. PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
Bahwa Kelompok Usaha Bersama (Kube) Kesaki peternak kambing di Desa Sukaraja Tiga masih mengalami kendala berupa permodalan serta informasi terkait cara berternak kambing?
Munculnya permasalahan baru di lingkungan masyarakat Desa sukaraja tiga, terkait limbah dari kotoran ternak kambing yang dikelola oleh KUBE Kesaki, sehingga perlu adanya bimbingan dan pendampingan dalam pengelolaan ternak kambing serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pemanfaatan kotoran ternak ?
Bagaimana keberhasilan pemberdayaan masyarakat peternak kambing di Desa Sukaraja Tiga dalam upaya meningkatkan hasil ternak melalui Program kemitraan ternak kambing dan pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi bio gas ?
C. TUJUAN
Penulisan Karya Nyata ini bertujuan untuk :
Memberikan diskripsi serta solusi dalam pelaksanaan Program kemitraan ternak kambing  dan pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi bio gas pada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) kesaki di Desa sukaraja tiga.
Memberikan kemudahan, motivasi dan informasi teknologi terkait pelaksanaan beternak dan pengolahan limbah ternak kambing kepada kelompok usaha bersama (KUBE) Kesaki dalam bentuk penyuluhan, permodalan, pengadaan bibit, penjualan hasil ternak serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pemanfaatan kotoran ternak.
Hasil dari karya ini dapat dijadikan sebagai pilot project untuk menuju pengelolaan lembaga PKBM Cordova berbasis peternakan
D. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH
Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah (Teoritis)
Program Kemitraan
Program menurut para ahli diantaranya diartikan sebagai cara yang disahkan untuk mencapai tujuan dimana melalui hal tersebut bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk   dioperasionalkan  demi tercapainya  kegiatan pelaksanaan  karena  dalam  program  tersebut  telah dimuat berbagai aspek yang harus dijalankan atau dilaksanakan agar tujuan program itu sendiri dapat tercapai (Jones : 1994).
Kemitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing, dengan demikian untuk membangun kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu persamaan perhatian, saling percaya dan saling menghormati, harus saling menyadari pentingnya kemitraan, harus ada kesepakatan misi, visi, tujuan dan nilai yang sama, harus berpijak padalandasan yang sama, kesediaan untuk berkorban.
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.
Adapun unsur-unsur kemitraan yaitu: 
Adanya hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih. 
Adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut (equality). 
Adanya keterbukaan atau trust relationship antara pihak-pihak tersebut (transparancy). 
Adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan atau memberi manfaat (mutual benefit).
Program kemitra­an ternak kambing ini sudah dilaksanakan sejak Hari Jum’at tanggal 09 januari 2015, dalam bentuk pinjaman modal Rp. 790.000,- atau berupa 1ekor kambing betina/doro. Dari pelaksanaan program kemitraan ini walau masih satu tahun sudah menunjukan perkembangan untuk Pkbm Cordova maupun untuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki di Desa Sukaraja Tiga Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur yang bergabung dalam program kemitraan ini. yaitu KUBE Kesaki sudah mampu mengembalikan modal pinjaman pada hari Senin tanggal 21 September 2015 dari hasil penjualan kambing betina/babon seharga Rp. 1.650.000 (Modal Rp.790.000. bagi hasil Rp. 860.000 : 2 = Rp. 430.000,- dalam tempo 8bulan) dan saat ini kemitraan ternak kambing ini masih berjalan berkelanjutan dari hasil peranakan kambing betina/babon yang sudah laku di jual telah memiliki 2ekor anak kambing jantan dan betina.
Kelompok usaha bersama (KUBE) Kesaki adalah merupakan wadah kegiatan usaha bersama, yang mana dalam kepengurusannya terdiri dari warga belajar Paket C setara SLTA dan masyarakat sekitar. Dengan harapan baik warga belajar paket C setara SLTA PKBM Cordova atau masyarakat itu sendiri dapat memperoleh penghasilan dalam beternak kambing dan selain itu juga dalam hal limbah ternak kambing tersebut dapat dijadikan sebagai energi alternatif bagi masyarakat.
Pemanfaatan biogas dari kotoran ternak tersebut adalah sebagai berikut:
Pola pemeliharaan ternak/budi daya ternak menjadi lebih baik,
Mengurangi polusi udara akibat bau kotoran/limbah ternak,
Mendukung kelestarian usaha peternakan,
Meningkatkan penyediaan pupuk organik asal ternak, sehingga ketergantungan terhadap pupuk kimia berkurang,
Mengurangi ketergantungan pada minyak tanah,
Mengurangi beban keuangan negara terhadap subsidi bahan bakar minyak tanah dan pupuk, serta upaya penghematan listrik di pedesaan.
                Seperti yang telah dijelaskan pada bab diatas, bahwa program kemitraan tersebut telah disepakati dan dituangkan dalam bentuk kesepakatan bersama program kemitraan pada Hari Jum’at tanggal 09 januari 2015, diantaranya :
Program jangka pendek
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki wajib mengembalikan pinjaman modal sesui dengan kontrak perjanjian sebesar RP. 790.000 Atau seharga 1 ekor kambing betina Peranakan Etawah (PE) muda/doro.
Program jangka Panjang
Pengelolaan sistem bagi hasil dari pinjaman modal awal dari PKBM Cordova dan Pengolahan Limbah ternak kambing menjadi Biogas
Pendampingan
Pendampingan dari awal pemberian Modal RP. 790.000 untuk pembelian  1 ekor kambing betina Peranakan Etawah (PE) muda hingga pengolahan limbah ternak kambing menjadi biogas dilaksanakan secara bersama-sama antara PKBM Cordova dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
PKBM adalah Lembaga pendidikan non formal dan informal yang memiliki kewajiban yang sama untuk  ikut serta mencerdaskan bangsa (secara implicit tertuang dalam UU No. 20 tahun 2013 tentang sistem pendidikan nasional). Namun  demikian, secara kontekstual belum memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh bantuan dana secara regular dari pemerintah seperti misalnya bantuan operasional kegiatan (BOK) dan  bantuan sejenisnya sebagimana halnya lembaga pendidikan formal. Adanya bantuan dana dari pemerintah di lingkungan pendidikan non formal dan informal saat ini perolehannya masih diupayakan bersifat kompetitif, seperti misalnya dana blockgrant untuk kegiatan yang bersifat temporal.
Keberadaan PKBM haruslah sepenuhnya demi kemajuan kehidupan masyarakat dimana PKBM tersebut berada. Itu berarti juga bahwa pemilihan program-program yang diselenggarakan di PKBM harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Hal ini tentunya juga tidak berarti menutup kemungkinan anggota masyarakat diluar masyarakat tersebut untuk dapat turut serta mengikuti berbagai program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM. Kemungkinan tersebut dapat saja diwujudkan sepanjang tidak menghambat pemberian manfaat bagi masyarakatnya. Prioritas dan fokus pemberdayaan tentunya haruslah tetap tertuju kepada masyarakat sasaran PKBM itu sendiri. Masyarakat bertindak sekaligus sebagai subyek dan obyek dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM.
Tujuan keberadaan PKBM di suatu komunitas adalah terwujudnya peningkatan kualitas hidup komunitas tersebut dalam arti luas. Pemahaman tentang mutu hidup suatu komunitas sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang hidup dan diyakini oleh komunitas tersebut. Nilai-nilai yang diyakini oleh suatu komunitas akan berbeda dari suatu komunitas ke komunitas yang lain. Dengan demikian rumusan tujuan setiap PKBM tentunya menjadi unik untuk setiap PKBM.
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki
                Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki  adalah Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki yang di dirikan pada tanggal 1 Januari 2015 di Dusun 10 Desa Sukaraja Tiga. Di dalam organisasi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki mencakup petani, peternak dan lainsebagainya. Namun dalam kemitraan PKBM CORDOVA dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki pada awal ini masih mengkhususkan peternak kambing serta pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi bio gas saja.
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri (wikipedia-indonesia).
Pemberdayaan merupakan penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling) (Ambar T. Sulistyani, 2004:79)
Priyono (1996) memberikan makna pemberdayaan masyarakat sebagai upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional, internasional maupun dalam bidang politik, ekonomi, psikologi dan lain-lain. Memberdayakan masyarakat mengandung makna mengembangkan, memandirikan, menswadayakan dan memperkuat posisi tawar-menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan.
Menurut definisinya, oleh Mas’oed (1990), pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk memberikan daya (empowerment) atau kekuatan (strengthening) kepada masya-rakat. Sehubungan dengan pengertian ini, Sumodiningrat (1997) mengartikan keberdayaan masyarakat sebagai kemampuan individu yang bersenyawa dengan masyarakat dalam membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. 
Masyarakat dengan keberdayaan yang tinggi, adalah masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental, terdidik dan kuat, dan memiliki nilai-nilai intrinsik yang juga menjadi sumber keberdayaan, seperti sifat-sifat kekeluargaan, kegotong-royongan, dan (khusus bagi bangsa Indonesia) adalah keragaman atau kebhinekaan.
Diskripsi Strategi Pemecahan Masalah
Media Promosi Kemitraan
Dalam menerapkan berbagai kegiatan promosi Program kemitraan ternak kambing  serta pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi bio gas Antara pkbm cordova dengan kube kesaki Desa sukaraja tiga, pengelola harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain :
Sasaran pengguna yang hendak dicapai
Respon pengguna yang diharapkan
Informasi yang hendak disampaikan
Media promosi yang paling tepat digunakan untuk mencapai pengguna
Sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan strategi kemitraan yang telah ditentukan.
Menurut Sameto, Hundoro (2004) jenis media promosi dalam kegiatan promosi adalah
a.   penerbitan berkala dapat berupa majalah, brosur, dan leaflet yang dibagikan secara berkala dan rutin kepada konsumen yang terpilih,
b.   poster, stiker dan flayer adalah promosi berupa lembaran yang tercetak sangat unik dan indah dalam kegiatan promosi,
c.   kalender dinding juga sering digunakan sebagai media promosi perusahaan, biasanya keperluan perusahaan akan kalender dinding untuk dibagikan kepada karyawan atau customer,
d.  bookmark atau pembatas buku adalah alat pemasaran yang paling umum dan berguna untuk mengiklankan bisnis dengan cara paling nyaman dan efektif,
e.  spanduk adalah kain membentang biasanya berada tepi-tepi jalan yang berisi teks, warna dan gambar.
Kegiatan-Kegiatan Program Kemitraan Yang Dapat Di Promosikan
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mempromosikan Program kemitraan ternak kambing  serta pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi bio gas Antara pkbm cordova dengan kube kesaki Desa sukaraja tiga dapat dilakukan melalui kegiatan inovasi dan kreatif, antara lain yang dapat diposting  ke blog/facebook sebagai sarana promosi dan informasi di dunia maya, antara lain kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Pameran
Pameran merupakan sarana menyampaikan informasi kepada masyarakat dalam jangkauan yang luas.
Menurut De Saez (2002), dalam pameran yang terpenting adalah komunikasi langsung dengan target promosi. Petugas yang mengikuti pameran adalah mereka yang diharapkan bisa memberikan informasi secara komprehensif pada pengunjung pameran. Pegelola akan berinteraksi langsung dengan pengunjung pameran yang mungkin belum pernah mengenal PKBM Cordova dan KUBE Kesaki serta program kemitraan.
Menyelenggarakan Penyuluhan.
PKBM Cordova dan KUBE Kesaki dapat menyelenggarakan berbagai acara Penyuluhan peternakan yang akan membahas suatu tren atau topik baru yang sedang berkembang di masyarakat. PKBM Cordova dan KUBE Kesaki dapat mengundang nara sumber terkait dengan hal tersebut untuk mengupas tren/isu atau topik tersebut. Dengan melakukan kegiatan ini, PKBM Cordova dapat menjadi fasilitator bagi pengunjung pada khususnya dan masyarakat umumnya untuk secara up to date mendiskusikannya untuk sarana menambah dan memperdalam pemahaman akan kemitraan peternakan saat ini.
Dalam melakukan kegiatan promosi Program kemitraan ternak kambing  serta pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi bio gas Antara pkbm cordova dengan kube kesaki Desa sukaraja tiga, pengelola PKBM CORDOVA dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki berperan penting karena mereka diharapkan dapat berkomunikasi secara representatif dalam menyampaikan informasi mengenai jasa dan layanan yang tersedia di dalam Program Kemitraan.



BAB II

PEMBAHASAN

PROSEDUR KEGIATAN
Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri. Strategi dan kebijakan pembinaan Program Kemitraan PKBM Cordova dengan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki berdasarkan "3S", yaitu :
Sukses penyaluran : Sukses penyaluran berarti bertepatan dalam memberikan bantuan modal usaha kepada KUBE Kesaki, melalui tahap evaluasi dan dinyatakan layak dibantu;
Sukses pembinaan : Setelah mendapat bantuan modal, kami memastikan adanya kegiatan peternakan dan pelatihan;
Sukses pengembalian : yang dicapai melalui pengawasan perkembangan mitra hingga mereka mampu mengembalikan modal pinjaman dengan tepat waktu.
                Program kemitraan ternak kambing serta pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi biogas Antara pkbm cordova dengan kube kesaki Desa sukaraja tiga untuk memberdayakan masyarakat peternak kambing dapat ditempuh melalui langkah-lankah sebagai berikut :
Pembentukan tim kerja;
Melakukan analisa kebutuhan untuk pengembangan kerjasama dan kemitraan;
Penyusunan naskah kerjasama dan kemitraan yang meliputi program, mekanisme, prosedur, dan bentuk kerjasama dan kemitraan;
Melakukan revie, refisi, dan finalisasi naskah kerjasama dan kemitraan;
Pelaksanaan kerjasama dan kemitraan;
Melakukan evaluasi program.

Profil PKBM Cordova
Visi
Mewujudkan Warga Masyarakat Yang Bertaqwa Kepada Allah Swt, Berakhlak Mulia, Cerdas, Terampil, Dan Mampu Mengembangkan Diri Untuk Bekerja
Misi
(a)
Memotivasi dan memberikan pengertian kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan
(b)
Mengupayakan akan tersedianya sarana dan prasarana pendidikan
(c)
Menyelengarakan program pendidikan kesetaraan dan pelatihan bagi masyarakat
(d)
Menggali dan mengembangkan sumber daya manusia(sdm) dilingkungan sekitar serta potensi daerah untuk dijadikan sebagai program unggulan

Tujuan
Menjadikan PKBM CORDOVA “Gemar belajar dan berwirausaha” menjadi tempat kegiatan belajar yang nyaman dan menyenangkan
Menjadikan PKBM “ Gemar Belajar dan Berwirausaha” sebagai wahana untuk mencerdaskan masyarakat sekitar.
Motto
“Belajar Sepanjang Hayat”
Profil Lembaga
1.
Nama Lembaga
PKBM CORDOVA
2.
Alamat Lembaga
Jalan Raya Melaris RT/RW. 01/03 Desa Negeri Jemanten Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur 34195
3.
No. Telephone
085268950549 / 085769854379
4.
Tahun Berdiri
2010
5.
Legalitas Lembaga
Nomor  : 420/661.b/11.SK-01/2015
Nilem    : 18.1.04.4.1.0006
Notaris : Arief Hamidi Budi Santoso, SH   No. 21. 28 Juli 2010
6.
NPWP
31.330.011.3-321.000

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki
KUBE Kesaki di dirikan pada tanggal 1 Januari 2015
ALAMAT              : Ds. Sukaraja Tiga Kec. Marga Tiga Kab. Lam-Tim
VISI : Menjadi Kelompok Usaha Bersama  peternakan yang mandiri.
MISI :
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya mengembangkan peningkatan produksi Peternakan pada tingkat rumah tangga sesuai sumberdaya dan dukungan lokal.
Meningkatkan mutu pelayanan, pengkajian pengembangan dan pemantapan kebijakan yang menyangkut aspek tekhnis budidaya, koordinasi pelayanan pembiayaan bagi peternak, distribusi dan pemasaran.
Mengembangkan koordinasi dan hubungan yang harmonis antara lintas sektor, lintas pelaku dan lintas wilayah dalam kegiatan perencanaan, implementasi, pemantauan dan evaluasi kebijakan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki.
HASIL KEGIATAN
Program kemitraan ternak kambing ini sudah dilaksanakan sejak Hari Jum’at tanggal 09 januari 2015, berupa pinjaman modal Rp. 790.000,- atau berupa 1ekor kambing betina/doro. Dari pelaksanaan program kemitraan ini walau masih satu tahun sudah berefek positif baik untuk PKBM CORDOVA maupun untuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki di Desa Sukaraja Tiga Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur yang bergabung dalam program kemitraan ini. yaitu KUBE Kesaki sudah mampu mengembalikan modal pinjaman pada hari Senin tanggal 21 September 2015 dari hasil penjualan kambing betina/babon seharga Rp. 1.650.000 (Modal Rp.790.000. bagi hasil Rp. 860.000 : 2 = Rp. 430.000,- dalam tempo 8bulan) dan saat ini kemitraan ternak kambing ini masih berjalan berkelanjutan dari hasil peranakan kambing betina/babon yang sudah laku di jual telah memiliki 2ekor anak kambing jantan dan betina. Untuk memaksimalkan kemitraan ini, lembaga memperkenalkan profil PKBM CORDOVA Cordova dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki  agar mempunyai tujuan dan manfaat secara langsung dalam melakukan promosi lembaga PKBM CORDOVA dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki.                 
Program kemitraan dengan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki dapat dimanfaatkan oleh pengelola PKBM Cordova untuk memperoleh pendapatan dengan sistem bagi hasil dan dapat menyalurkan lulusan warga belajar maupun masyarakat untuk mampu berwirausaha di tengah sulitnya persaingan hidup dalam mencari kerja dan dengan mengikuti program kemitraan ini mampu memperbaiki taraf perekonomian dan memaksimalkan hasil ternak.
                Seperti yang telah dijelaskan pada bab diatas, bahwa program kemitraan tersebut telah disepakati dan dituangkan dalam bentuk kesepakatan bersama program kemitraan pada Hari Jum’at tanggal 09 januari 2015, diantaranya :
Program jangka Pendek
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki wajib mengembalikan pinjaman modal sesui dengan kontrak perjanjian sebesar RP. 790.000 Atau seharga 1 ekor kambing betina Peranakan Etawah (PE) muda.
Program jangka Panjang
Dalam program jangka panjang ini, PKBM Cordova dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki akan melaksanakan 2 (dua) agenda pada program jangka panjang. Yaitu :
Kegiatan sistem bagi hasil dari berternak kambing
Cara pelaksanaannya menggunakan system ( One You So One Me) sebagai berikut :
hasil penjualan kotoran dan air seni  kambing, 3 bulan pertama untuk peternak/KUBE, 3 bulan kedua untuk PKBM dan seterusnya.
Saat kambing beranak, anak Pertama untuk peternak/KUBE, anak kedua untuk PKBM, dan seterusnya.
Sistem pembesaran bibit selama 12 bulan / tahun : Sistem ini adalah bibit kambing jantan dari umur 2 – 3 bulan (cempe) akan dipelihara selama 12 bulan / 1 tahun  dan penjualan akan dilakukan pada saat hari raya Idul Adha serta pembagian keuntungan saham kisaran 1 Tahun sekali.
Sistem Produksi bibit : Sistem ini adalah system pemeliharaan Induk betina hingga menghasilkan / melahirkan bibit kambing, sehingga bibit bisa dipelihara hingga umur 1 tahun.
Sistem Jual beli kambing Mingguan dan Bulanan : Sistem ini adalah sistem pembelian kambing dengan berat 6 s/d 10 kg ( afkir atau kambing betina ) untuk langsung dilakukan penjualan ketempat penampungan, dengan maksud mendapatkan keuntungan cepat dan pembagian keuntungan Saham kisaran 3 bulan sekali.
Pengolahan limbah ternak kambing menjadi biogas
Peternakan merupakan bagian dari pertanian berupa membudidayakan maupun mengembangbiakkan hewan ternak. Kegiatan peternakan dibagi dua, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kambing, kerbau, dll, serta kelompok peternakan hewan kecil seperti ayam, bebek, kelinci dll.
Masing-masing ternak dapat diambil manfaat dan hasilnya sesuai dengan tujuan peternakan itu sendiri. Pemeliharaan ternak diperkenalkan sebagai upaya untuk dapat memberi keuntungan yang optimal bagi pemilik usaha peternakan. Salah satu hewan ternak yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah kambing. Semua bagian hewan kambing dapat dimanfaatkan hasilnya, mulai dari daging, kulit, tulang, hasil susu, dan bahkan limbah berupa kotorannyapun dapat dimanfaatkan untuk berbagai olahan yang bermanfaat dan menghasilkan laba. Beberapa pemanfaatan limbah ternak kambing :
Biogas
Kompos Organik
Pupuk cair
Dari berbagai hasil olahan limbah ini, sebuah kelompok usaha bersama (KUBE) Kesaki yang merupakan binaan PKBM Cordova dari Desa Sukaraja Tiga Kabupaten Lampung Timur Propinsi Lampung memanfaatkan usaha ternak kambing mereka menjadi lebih menguntungkan. Berbagai kegiatan dilakukan kelompok ini untuk menyejahterakan kelompok serta melakukan pelatihan dan menyadarkan masyarakat sekitar tentang pentingnya memaksimalkan potensi yang ada, dalam hal ini potensi yang ada dalam peternakan kambing. Kegiatan-kegiatan KUBE Kesaki lebih menonjol pada kegiatan teknologi tepat guna pertanian dan peternakan
Bimbingan dan pendampingan kepada masyarakat dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pemanfaatan kotoran ternak ini, terdiri atas beberapa tahapan. Tahapan tersebut adalah identifikasi awal, persiapan lokasi, dan pelaksanaan dampingan. Tahapan paling awal dalam pelaksanaan dampingan ini
adalah melakukan identifikasi pada lokasi dampingan. Identifikasi awal tersebut
antara lain meliputi karakteristik dan budaya masyarakat setempat, kondisi pertanian dan peternakan masyarakat tersebut. Kegiatan tersebut dilakukan baik melalui survei langsung maupun diskusi dengan tokoh masyarakat setempat, maupun dengan para petani.
Gambar. 1
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya kotoran manusia, kotoran hewan, limbah rumah tangga, sampah biodegradable.
Keuntungan penggunaan biogas
Ramah lingkungan
Mudah dalam pemakaian
Aman dalam penggunaan
Efisien (Hemat Uang)
Tak berlimbah
Proses pembuatan biogas
Digester
Gambar. 2
Digester adalah alat pengolahan bahan buangan/limbah organik menjadi biogas.
Menyiapkan lahan sepanjang ukuran digester 5 m dengan kedalaman kira-kira 80 cm
Menyiapkan kolam inlet (tempat mencampur feses dengan air yang selanjutnya menjadi pintu masuk adonan ke digester)
Menyiapkan kolam outlet (tempat keluarnya/saluran feses yang sudah tidak produksi gas)
Kolam inlet dan outlet ketinggiannya harus tidak sama (selisih 15 cm lebih tinggi inlet) berada di samping kanan dan kiri lahan lobang plastik digester yang ditanami paralon 1 m ukuran 4” dengan posisi miring
Bentangkan plastik dalam lobang yang telah disiapkan, pasangkan shokdrat (luar dalam) pada tengah-tengah bentangan plastik dan diposisi atas dan disambung dengan pipa paralon 0,5” sebagai outgas yang selanjutnya menuju ke penampung gas.
Sambungkan ujung plastik pada pipa paralon 4″ inlet dan outlet dengan menggunakan karet ban bekas
Penampung Gas
Penampung gas terbuat dari dua buah drum plastik yang ukurannya tidak sama besar.
Pastikan drum yang satu dapat masuk ke drum lainnya.
Buat saluran pipa paralon 0,5″ berbentuk U yang nantinya dapat masuk ke dalam drum yang bawah
Pasangkan / masukkan drum atas dengan posisi tengkurap, ujung pipa U yang diluar drum dihubungkan dengan pipa outgas dari digester plastik.
Isi drum bawah dengan air, pastikan ketinggian pipa U yang berada didalam drum HARUS lebih tinggi dari air.
Pengisian Digester
Digester diisi dengan feses yang dicampur dengan air, dengan perbandingan 1 : 1 yang dimasukkan lewat   kolam inlet hingga 2/3 ruangan digester (rata kolam outlet) Dan untuk mempercepat proses penguraian dalam digester tuangkan probiotik (pengurai) sebanyak 1 L.
Gambar. 3
Pemurnian Gas
Botol berisi kapur tulis
Pemurnian bio gas di buat sederhana dengan menggunakan kapur tulis yang di masukan dalam botol bekas air mineral, yang dihubungkan dengan pipa di antara outgas dengan penampung
Dengan asumsi uap kapur dapat menyerap kandungan air yang ikut dalam gas baik gas menuju tabung maupun gas yang meninggalkan drum penampung gas.
Selain pemurnian dengan kapur, pipa disambung dengan antena yang terbuat dari pipa paralon 0,5″ berbentuk U yang dipasang naik keatas lalu turun kebawah.
Pada tikungan bawah antena U dipasang penampung embun yang tertinggal pada pipa antena U. Dengan asumsi gas yang masih ada kandungan air akan terpisah.


Gambar. 4
Kedua cara diatas dipasang pada pipa antara outgas dengan penampung gas.
Pemanfaatan Biogas
Kompor Gas
Memodifikasi kompor gas, yaitu dengan memotong pipa yang terhubung pada pematik magnet pada kompor gas elpiji.
Pipa kompor dihubungkan dengan pipa biogas yang sudah lewat proses pemurnian.
Pada ujung pipa biogas yang akan dihubungkan dengan kompor dipasang stopkran yang berfungsi untuk mengatur besar kecilnya gas pada kompor, yang sekaligus menjadi pengunci gas apabila kompor tidak digunakan
Menyalakan kompor dengan korek api (aman)
Hasil dan Pembahasan
Mengamati hasil uji coba pemanfaatan limbah kotoran ternak dalam kegiatan dampingan kelompok usaha bersama (KUBE) Kesaki, ternyata instalasi digester telah menghasilkan biogas yang cukup baik dan dapat dimanfaatkan untuk menyalakan kompor di dapur. Dalam uji coba selama sebulan peternak yang dijadikan lokasi uji coba dapat mengurangi belanja energi untuk rumah tangga, yang selama ini menggunakan gas elpiji, hingga 50%.
Berdasarkan pengamatan tersebut maka kotoran ternak khususnya kambing berpotensi untuk dijadikan energi alternatif bagi masyarakat dan mengembangkan energi baru dan terbaharukan (renewable energy) sebagaimana program pemerintah dan dunia. Bila program tersebut diterapkan untuk seluruh populasi kambing yang ada di Desa tersebut maka program tersebut dapat memberikan manfaat yang cukup signifikan dalam pengembangan energi alternatif.

Gambar. 5
Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa saat ini ada sekitar 200 peternak yang ada di Desa Sukaraja Tiga Lampung Timur. Bila setiap peternak rata-rata memiliki 5 ekor kambing maka populasi ternak kambing di desa tersebut sekitar 1000 ekor. Produksi kotoran dari setiap ekor kambing dewasa rata-rata sebanyak 1,4 kg/hari, sehingga total kotoran yang dihasilkan dari seluruh populasi kanbing diperkirakan 1400 kg/hari. Menurut Fatah Yasin (2016) setiap 1 kg kotoran kambing dapat menghasilkan 0,016 m3 biogas, dengan demikian potensi biogas dari seluruh kotoran kambing adalah 22,4 m3/hari. Setiap 1 m3 biogas setara dengan: 0,62 L minyak tanah; 0,48 kg bahan bakar gas LPG; 5,5 kg kayu bakar dan 1,64 kg arang (Kosmann, 1997).
Jika masyarakat selama ini menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar maka dengan memanfaatkan biogas dari kotoran ternak yang ada dapat menghemat konsumsi minyak tanah sebesar 13,9 L/hari, dan apabila masyarakat selama ini menggunakan gas LPG sebagai bahan bakar maka dapat menghemat gas sebanyak 10,8 kg/hari.
Pendampingan
Pendampingan dari awal pemberian Modal RP. 790.000 untuk pembelian  1 ekor kambing betina Peranakan Etawah (PE) muda, dilaksanakan secara bersama-sama antara PKBM Cordova dan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki.
Untuk pengolahan limbah ternak menjadi biogas adalah setelah instalasi biogas berhasil dilakukan, selanjutnya biogas tersebut harus dirawat agar penggunaannya optimal. Perawatan tersebut terdiri atas perawatan reaktor, perawatan penampung gas, dan perawatan kompor.
DAMPAK KEGIATAN
Dampak kegitan dalam program kemitraan Ternak Kambing antara PKBM Cordova dengan KUBE Kesaki Desa Sukaraja Tiga Kecamatan Marga Tiga untuk memberdayakan masyarakat peternak kambing ini terdapat dua dampak. Yaitu, dampak positif dan dampak negatif. Adapun penjelasan dampak positif dan dampak negatif dalam Karya Nyata ini adalah sebagai berikut :
Dampak Positif :
Meningkatkan Keuangan Lembaga PKBM Cordova, KUBE kesaki dan  masyarakat sekitar maupun warga belajar PKBM Cordova yang tergabung dalam program kemitraan ini;
Memberikan peluang kerja bagi masyarakat maupun lulusan warga belajar PKBM Cordova untuk mampu mandiri, sehingga jumlah pengangguran dapat berkurang;
Membantu Meningkatkan Daya Saing yang sehat di antara masyarakat maupun lulusan warga belajar PKBM Cordova sebagai anggota.
Dampak Negatif :
Ketergantungan dengan lembaga lain;
Intervensi lembaga lain Terhadap Kebijakan pengelolaan PKBM Cordova;
Keterbatasan biaya operasional dalam menyelenggarakan kegiatan kemitraan
Masih kurangnya minat masyarakat sekitar yang sekaligus peternak hewan dalam menggunakan teknologi terbarukan pengolahan limbah ternak menjadi biogas

KENDALA YANG DI HADAPI
Adapun Kendala yang di hadapi dalam Program kemitraan ternak kambing  serta pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi bio gas Antara pkbm cordova dengan kube kesaki Desa sukaraja tiga Kecamatan Marga Tiga untuk memberdayakan masyarakat peternak kambing adalah sebagai berikut :
Media Sosialisasi secara ON LINE masih belum maksimal, karena masyarakat peternak kambing masih banyak yang belum menguasai Teknologi Informasi(IT) dan berada di pedesaan.
Masih sedikit masyarakat yang memahami program kemitraan ini.
Kondisi perekonomian peternak yang masih lemah
Cara beternak masyarakat masih menerapkan sistem peternakan tradisional
Kurangnya peran pemerintah dalam mensosialisasikan teknologi terbarukan dalam pengolahan limbah ternak menjadi biogas

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
                Adapun Faktor-faktor pendukung dalam Program kemitraan ternak kambing dan pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi biogas melalui kelompok usaha bersama (KUBE) Kesaki binaan Lembaga PKBM Cordova di Desa Sukaraja Tiga Kecamatan Marga Tiga adalah sebagai berikut :
Kondisi lingkungan sebagian masyarakat sebagi peternak
Motivasi warga belajar dan masyarakat sekitar yang ter-include dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kesaki
Tersedianya narasumber teknis yag bersedia membina dan membantu terselenggaranya program kemitraan tersebut.

­ALTERNATIF PENGEMBANGAN
Adapun alternatif pengembangan Dalam mengembangkan kemitraan, masing-masing partner harus sensitif dan menunjukkan komitmen dan empatinya tidak saja terhadap apa yang menjadi tujuan forum kemitraan bersangkutan tetapi terutama terhadap apa yang menjadi tujuan masing-masing individu. Dengan kata lain, setiap anggota harus proaktif serta mendukung terhadap apa yang menjadi tujuan forum kemitraan, tujuannya sendiri, serta tujuan individual identik dengan mencabut akar kemitraan itu sendiri (The Peter F. Drucker Foundation, 1996; Austin, 2000; The Jean Monnet Program, 2001).
Secara sederhana, Kemitraan Bagi Pengembangan Ekonomi Lokal atau disingkat dengan akronim “KPEL” adalah suatu pendekatan untuk mendorong aktivitas ekonomi melalui pembentukan kemitraan masyarakat-swasta-pemerintah dan memfokuskan pada pembangunan aktivitas kluster ekonomi, sehingga terbangun keterkaitan (linkage) antara pelaku-pelaku ekonomi dalam satu wilayah atau region (perdesaan/kota/kecamatan/kabupaten/propinsi) dengan market (pasar lokal, nasional dan pasar internasional) (UNDP, UN-HABITAT & BAPPENAS, 2002). KPEL juga merupakan instrumen untuk mendukung terciptanya : 
Pembangunan ekonomi yang mendayagunakan sumber daya lokal
Peningkatan pendapatan dan penciptaan peluang lapangan kerja
Perencanaan yang terintergrasi - baik vertikal dengan horizontal maupun sektoral dan regional (daerah); pemerintahan yang baik (good governance).



BAB III

PENUTUP



KESIMPULAN
Dari uraian beberapa bab diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
Masyarakat di Kecamatan Marga Tiga jika ditinjau dari segi faktor-faktor produksi, kondisi lingkungan dan pekerjaan sebagian sebagi peternak
Mengingat Kondisi perekonomian peternak yang masih lemah, menjadi faktor penghambat dalam rangka peningkatan hasil ternak. Untuk itu para peternak sangat memerlukan bantuan penyuluhan, permodalan, pengelolaan limbah dan penjualan hasil peranakan.
Dilihat dari segi peternakan masyarakat masih menerapkan sistem peternakan tradisional, maka sangatlah perlu dikembangkan dengan menerapkan sistem yang lebih modern dengan sentuhan teknologi terbarukan, sarana dan prasarana peternakan ke arah yang lebih maju, sehingga produktifitas hasil peranakan bisa lebih meningkat.
Melalui teknologi terbarukan kelompok usaha bersama (KUBE) kesaki yang merupakan kelompok binaan PKBM Cordova dapat mengolah kotoran ternak terutama kambing yang berpotensi diolah menjadi biogas. Dan biogas tersebut dapat dijadikan energi alternatif bagi masyarakat yang ramah lingkungan dan sisa pemanfaatan biogas juga akan dihasilkan pupuk organik cair yang berkualitas.

REKOMENDASI
Dengan adanya program Program kemitraan ternak kambing dan pengolahan Limbah kotoran ternak kambing menjadi biogas oleh PKBM Cordova dengan KUBE Kesaki  di Desa Sukaraja Tiga Kecamatan Marga Tiga, maka :
Kiranya pemerintah dapat merespon dan menindaklanjuti kendala-kendala yang ada di masyarakat, khusunya para peternak untuk terus memberikan motivasi dan dukungan baik materil ataupun spirituil. Yang utama adalah terkait modal dalam pengelolaan ternak yang ada di masyarakat peternak.
Dengan diberikan keterampilan dalam berternak kambing sekaligus pengolahan limbah ternak menjadi biogas, diharapkan warga belajar setelah lulus dapat termotivasi dan berkreatifitas sesuai dengan potensi yang ada di lingkungannya yaitu di Desa Sukaraja Tiga Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur yang sebagian besar masyarakatnya adalah peternak kambing. Sehingga dapat meningkatkan taraf ekonomi dalam keluarga serta memberdayakan masyarakat sekitar.
Dengan adanya program kemitraan kelompok usaha bersama (KUBE) Kesaki yang merupakan kelompok binaan PKBM Cordova, diharapkan masyarakat sekitar yang tergabung dalam KUBE Kesaki pun dapat mengembangkan serta membagikan pengetahuan terkait program kemitraan ini, petunjuk teknis pelaksaan dalam pengelolaan ternak kambing, dan pengolahan limbah ternak kambing menjadi biogas kepada warga masyarakat lainnya yang menggeluti usaha di bidang peternakan khususnya ternak kambing sesuai dengan apa yang telah diberikan dan disampaikan oleh narasumber teknis.
==============
DAFTAR PUSTAKA
==============

KARYA NYATA

PENGELOLA PKBM CORDOVA



PROGRAM KEMITRAAN TERNAK KAMBING DAN PENGOLAHAN LIMBAH KOTORAN TERNAK KAMBING MENJADI BIOGAS DI DESA SUKARAJA TIGA


DI SUSUN OLEH :

IMAN HENDRIK SETIAWAN, M.Pd.I


==============
KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-NYA, penulisan Karya Nyata ini dapat terselesaikan dengan baik. Sehingga PKBM Cordova mampu berpartisipasi dan berapresiasi dalam Lomba Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2016.
PKBM Cordova  merasa perlu untuk ikut andil menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam menjawab peran serta membangun mutu manusia yang berkualitas dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar, sehingga warga belajar Paket C dan masyarakat dapat meninggkatkan penghasilan khususnya peternak kambing yang bergabung dalam Program Kemitraan Ternak Kambing dan Pengolahan Limbah Kotoran Ternak Kambing Menjadi Biogas di Desa Sukaraja Tiga untuk memberdayakan warga belajar Paket C maupun Masyarakat Peternak Kambing.
                Akhir kata semoga Karya Nyata ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Kritik dan saran yang positif sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.

Marga Tiga, 29 April 2016
Penulis


IMAN HENDRIK S, M.Pd.I
==============

DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA             
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I                       PENDAHULUAN  
  
BAB II                    PEMBAHASAN

BAB III   PENUTUP
                
DAFTAR PUSTAKA
===============
DAFTAR TABEL
=============
DAFTAR GAMBAR
=============
DAFTAR LAMPIRAN

MENUNGGU SESUUUUAAATUUUUUHHH

MELANGKAH VENUH KEYAKINAN PASTI BISSSSAAAA
SEKEDAR HIBURAN WUUUUS WUUUUS
HASIL JERIH PAYAH 2016

MENANAMKAN NIAT INGIN SELALU MENGGAPAI
RIDHO ILAHI

SEMOGA BERMANFAAT ...

0 komentar:

Posting Komentar